BAB
I
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
1.
Mengenal
Anak Berbakat.
A. Definisi
Anak Berbakat
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam. Keragaman
itu sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap
keberbakatan. Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Definisi versi Amerika
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor
tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang
Dunia I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140
dinyatakan sebagai anak berbakat (Kirk & Gallagher, 1979:6).
Sekitar tahun 1950 pengertian tersebut mulai berkembang ketika para pendidik di
Amerika Serikat berusaha memberikan pengertian yang lebih luas tentang
anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented)
ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat
dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan
Gallagher, 1979:61). Adapun definisi yang digunakan dalam Public Law 97-135
yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dimaksud
dengan anak berbakat (gifted and talented) ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang,
seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan atau bidang-bidang,
akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau
aktivitas-aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah agar tiap
kemampuan berkembang secara penuh (Clark, 1983:5).
Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka Clark (1983:6)
mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.Keberbakatan adalah suatu
konsep yang berakar biologis, suatu nama dari inteligensia taraf tinggi sebagai
hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi
pengindraan (physical sensing), emosi, kognisi, dan intuisi. Fungsi
yang maju dan cepat tersebut mungkin diekspresikan dalam bentuk
kemampuan-kemampuan yang melibatkan kognisi, kreativitas, kecakapan akademik,
kepemimpinan atau seni rupa dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan
inteligensia ini individu berbakat menampilkan atau menjanjikan harapan untuk
menampilkan inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan
perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas khusus yang
disediakan oleh sekolah agar kemampuan mereka berkembang secara optimal.
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai
berikut: Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di
atas rata-rata dalam satu atau lebih rendah (domains) bakat manusia.
Talented berhubungan dengan penampilan (performance) yang secara jelas
berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas manusia”
(Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).
2. Definisi versi Indonesia
Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam
seminar/lokakarya Program alternatives for the gifted and talented yang
diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa yang disebut anak berbakat adalah
mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi
yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa. Mereka menonjol
secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang, meliputi bidang
intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan bidang
psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa,
agar dapat merealisasikan turunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap
diri sendiri. (Utami Munandar, 1995:41).
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang
memungkinkan seorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat
sebagai potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata
dalam prestasi yang unggul, ini berarti anak berbakat yang underachiever juga
diidentifikasi sebagai anak berbakat, (c) terdapat keragaman
dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah
satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar
jangkauan pendidikan biasa.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, yang disebut anak berbakat adalah
“warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. Kecerdasan
berhubungan dengan perkembangan kemampuan intelektual, sedangkan kemampuan luar
biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Jenis-jenis kemampuan
dan kecerdasan luar biasa yang dimaksud dalam batasan ini meliputi (a)
kemampuan intelektual umum dan akademik khusus, (b) berpikir kreatif-produktif,
(c) psikososial/ kepemimpinan, (d) seni/kinestetik, dan (e) psikomotor.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah anak yang mempunyai
kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal baik dalam kemampuan
intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan
pendidikan secara khusus. Moh. Amin (1996)
menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang berdimensi banyak.
Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki inteligensia tinggi
melainkan ditentukan oleh banyak faktor.
B. Identifikasi Anak Berbakat
1. Konsep identifikasi
Bradwein
(1980 dalam Feldhusen dan Baska, 1989) menulis bahwa identifikasi anak
berbakat adalah suatu proses mengenali anak-anak yang memiliki kemampuan motivasi,
konsep diri, dan potensi kreativitas berada jauh di atas rata-rata sehingga
harus di perlukan layanan kurikulum yang berdiferesiansi agar mereka dapat
berkembang secara penuh seperti potensi yang dimiliki.
Ada tiga konsep yang terdapat dalam rumusan
definisi tersebut, ialah:
a.
Proses mengenali
Artinya bahwa setelah identifikasi dilakukan
maka orang di luar anak itu, baik guru, orang tua, maupun orang lain dapat
mengetahui atau mengenali anak yang memiliki potensi unggul.
b.
Konsep kedua adalah perlunya kurikulum yang berdiferensiasi
Artinya bahwa anak-anak berbakat ini memerlukan
layanan pembelajaran yang berbeda dengan anak-anak yang berkemampuan rata-rata.
c.
Konsep ketiga bahwa dengan kurikulum yang berdiferensiasi ini maka potensi anak
unggul akan berkembang secara optimal dalam bentuk kemajuan belajar yang sangat
pesat dan berkualitas yang pada akhirnya secara akumulatif mencapai hasil
belajar yang unggul pula.
Menurut
swassing(1985) identifikasi memiliki dua konsep yaitu konsep penyaringan
(screening) dan identifikasi actual (actual identification). produk dari proses
penyaringan adalah pemisahan antara anak-anak yang berbakat dengan yang bukan
berbakat. Dan proses identifikasi actual ialah proses penelitian lebih mendalam
lagi tentang karakteristik dari anak yangt berbakat tersebut.
2. Perlunya identifikasi terhadap anak berbakat.
Identifikasi
anak berbakat harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang mungkin belum
terwujud dan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang
unggul.Kita harus menghargai potensi atau bibit unggul dan dikembangkan menjadi
prestasi yang luar biasa.Potensi anak berbakat merupakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Hal ini berarti bahwa anak berbakat yang “ underachiever” ( yaitu
yang belum berprestasi sesuai dengan potensinya yang unggul)juga diidentifikasi
sebagai anak berbakat. Selain itu anak berbakat memerlukan pelayanan dan
program pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat dan kemampuannya: hal
ini sesuai dengan UU No. 2 pasal 24 Ayat (1)
Mengidentifikasi
anak berbakat yang berumur 6 tahun yaitu :
1.Anak ini
lebih cepat dan lancar berbicara
dibandingkan anak-anak di usianya.
2.Memiliki
daya tangkap yang tinggi
3. Rasa
ingin tahunya tinggi
4.
Kepercayaan diri yang tinggi.
Identifikasi
dini terhadap anak yang berbakat perlu di laksanakan baik oleh orang tua, guru
dan orang disekitarnya. Itu merupakan langkah yang strategis karena dengan data
yang bukan hanya sekedar informasi guru nantinya akan dapat melayani kebutuhan
anak yang pada dasarnya memang memiliki kemampuan yang berbeda- beda. Dengan
data ini guru akan dapat mencapai tujuan pembelajaran, melakukan analisis
intruksional, menyusun strategi pembelajaran, memilih media yang akan dipakai,
dan merancang evaluasi yang tepat dengan langkah yang mantap.
Selama ini
tujuan pembelajaran disamakan untuk semua anak, padahal mereka dating kesekolah
membawa berbagai perbedaan termasuk perbedaan potensi.Oleh karena itu, tujuan
pembelajaran pun harus berbeda antara anak yang berbakat dengan anak yang
memiliki potensi biasa atau normal. Adapun tujuan pembelajaran anak
adalah optimalisasi potensi unggul menjadi prestasi unggul sehingga pada
gilirannya anak berbakat ini akan dapat memberikan sumbangan yang luar biasa
tinggi kualitasnya terhadap masyarakat.
Selain itu,
proses pengidentifikasian akan mempermudah konselor untuk segera melaksanakan langkah-langkah pedagogis yang sifatnya
operasional. Langkah-langkah itu adalah:
1. Konselor dapat mengadakan koordinasi dengan ahli lain untuk meneruskan mengumpulkan
data sehingga hasil identifikasi nanti akan dapat lebih konfrehensif.
2. Mengemas
pembelajaran agar sesuai dengan keberbakatan anak.
3. Prosedur identifikasi dengan tes dan teknik non tes
A. Langkah mengidentifikasi anak berbakat
1. Penjaringan (Screening)
a. Nominasi guru
Observasi konselor memungkinkan evaluasi
perkembangan sepanjang waktu. Guru dapat mempertimbangkan cara siswa memecahkan
masalah, seperti jugamempertimbangkan jawabannya. Guru-guru dapat juga melihat
bagaimanasiswa menggunakan waktunya, dan bagaimana beberapa
indikatorkeberbakatan yang telah dikutip untuk diterapkannya. Juga, meminta
siswamenjawab siapa yang paling pintar dan paling membantu di antara
merekadapat membantu guru dalam melakukan identifkasi.
b. Nominasi orangtua
Orangtua dapat memungkinkan pemberian
rekomendasi berdasarkanpengamatannya yang lama terhadap bakat yang dimiliki
anak. Berkaitan denganitu, orangtua dapat memperhatikan tingkat penguasaan anak
dalam tugasintelektual dan minat dan keingintahuan yang bervariasi. Pada
kenyataannya,menyuruh orangtua untuk mempertimbangkan bakat anak adalah suatu
carayang baik untuk melibatkan orangtua dalam memberikan informasi yang
sangatberharga bagi pemahaman anak yang lebih komprehensif.
c. Nominasi teman sebaya (peer nomination)
Penunjukkan teman sebaya dapat memberikan
informasi tentangkeunggulan anak berbakat dalam sekolah, baik berkenaan dengan
keunggulanbidang akademik maupun bidang non-akademik, terutama kemampuan
anakmemecahkan masalah, kemampuan kepemimpinan, dan sikap kejujuran anak.
d. Prestasi akademik anak
Posisi anak pada saat diidentifikasi memiliki
nilai informasi yang sangatpenting, terutama berkenaan dengan kedudukan
prestasi terakhir siswa, disamping sejarah prestasi akademiknya, maupun non
akademiknya yang sangatterkait dengan keunggulan anak dalam kinerjanya.
e. Observasi
Pengamatan terhadap perilaku anak berbakat,
baik dalam kelas, maupun di luar kelas, terutama berkenaan dengan
perilaku-perilaku yang menunjukkankinerja baik sebagai pribadi maupun anggota
kelompok, keluarga, ataumasyarakat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh konselor
atau wali kelas yangmemang bertanggung jawab dalam mendampingi kehidupan anak
di sekolah
f. Mereview catatan siswa
Siswa biasanya memiliki catatan pribadi.
Melalui cara ini, dapat dilihatbagaimana catatan pribadi siswa tentang kegiatan
di luar sekolah, misalnya,keanggotaan dalam suatu drama club, peran dalam
kegiatan keluarga, danserta peran di masyarakat. Yang juga sangat penting adala.
Bagaimana dengankonsistensi prestasi di sekolah.
g. Tes kelompok (group test).
Tes kelompok ini dilakukan untuk menambah
informasi tentang anak,baik berkenaan dengan informasi inteligensi maupun bakat
skolastik danprestasi belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan tes inteligensi,
tes bakatskolastik, maupun tes prestasi belajar.
2. Assesment
Berdasarkan hasil screening, maka selanjutnya
dilakukan assessmen baik terkait dengan kemampuan kecerdasan umum, bakat
skolastik dan bakatlainnya, maupun tingkat kreativitas dan komitmen akan tugas.
Untuk melakukan assessmen tersebut, digunakan tes dan instrumen terstandar,
diantaranya digunakan tes inteligensi, tes bakat skolastik, tes bakat,
teskreativitas, dan inventory komitmen akan tugas. Sebagian besar tes tersebutlebih
bersifat individual.
B.
Menggunakan teknik non tes
Pendekatan
non tes adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak
mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber
yang berbeda, misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya atau dari anak itu
sendiri. Dan bias juga dari angggota masyarakat yang mengenal baik anak
tersebut.
Jadi disini
tidak perlu memakai alat-alat tes, tetapi misalnya dengan menggunakan suatu
daftar pertanyaan kuesioner.
Prosedur
mana yang akan digunakan tidak dapat dilihat lepas dari suatu pertimbangan
pelaksanaannya, sejauh mana mudah digunakan serta pertimbangan dari segi
ekonomis dan efisiensi. Dengan penunjukan oleh guru tidak diperlukan tenaga
ahli khusus. Jadi guru di anggap sebagai tokoh yang tepat untuk
mengidentifikasi murid berbakat, karena ia yang paling mengenal kemampuan
murid-muridnya.
Jadi
kesimpulannya bahwa banyak sekali metode atau cara yang dapat dipakai untuk
mengidentifikasi anak berbakat, bahwa prosedurnya bervariasi dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Yang
mana dipilih tergantung dari kebijakan setempat, maupun dari
fasilitas-fasilitas yang tersedia.
Bagaimanapun
setiap metode dan prosedur bertujuan untuk memberi kesempatan sebaiknya pada
anak-anak berbakat untuk dapat mengembangkan potensinya dan demikian mewujudkan
dirinya.
2.
A.
Pengertian kreatifitas
1. Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli:
Menurut
Munandar (1985), pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil
yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa
gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu,
Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas adalah sebagai
suatu tindakan, ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi
sesuatu yang baru.
Rhodes
(dalam Munandar, 2009) menganalisis lebih dari 40 pengertian tentang
kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam
istilah pribadi (person), proses, produk, dan lingkungan yang mendorong (press)
individu ke perilaku kreatif.
Jadi, dapat
kita simpulkan bahwa kreatif merupakan:
1. Kreativitas adalah menghadirkan suatu gagasan baru.
2. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
3. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan / pengaruh baru dari suatu data / objek.
4. Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru tentang gagasan atau produk.
1. Kreativitas adalah menghadirkan suatu gagasan baru.
2. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
3. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan / pengaruh baru dari suatu data / objek.
4. Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru tentang gagasan atau produk.
Kreativitas juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan
serta memiliki peran sebagai sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena
lingkungan yang cepat berubah. Kreativitas juga berkaitan dengan inovasi,
menurut Goman ( 1991 ) inovasi itu merupakan penerapan secara praktis mengenai
gagasan kreatif. Kreativitas dapat mendorong dan merombak pengembangan
lingkungan menjadi berhasil.
2. Ciri-Ciri Manusia Kreatif
2. Ciri-Ciri Manusia Kreatif
Menurut A Roe ( Kao, 1989 : 15-16 ), manusia kreatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- keterbukaan pada pengalaman
- melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa
- keingintahuan
- menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan
- dapat menerima perbedaan
- independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan
- membutuhkan dan menerima otonomi
- percaya diri
- tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan
- mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan
- tekun
B.Jenis Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif
1.Tes yang Mengukur
Kreativitas secara langsung
Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan
digunakan,di antaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif
(Torrance Test of Creative Thinking :TTCT) yang mempunyai bentuk verbal dan
figural.Yang terakhir sudah ada yang diadaptasi untuk Indonesia,yaitu tes
lingkaran (circles test) dari Torrance.Tes ini pertama kali digunakan di
Indonesia oleh Utami Munandar guna membandingkan ukuran kreativitas verbal
dengan ukuran kreativitas figural. Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi
Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian
standarisasi tes lingkaran yang kemudian disebut tes kreativitas figural.
Tahun 1977 diperkenalkan tes kreativitas pertama yang
khusus dikonstruksi untuk Indonesia yaitu Tes Kreativitas Verbal berdasarkan
konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford
2.Tes yang
Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang
multi-dimensional,terdiri dari berbagai dimensi,yaitu dimensi kognitif,dimensi
afektif,dan dimensi psikomotor.Masing-masing dimensi meliputi berbagai
kategori,seperti misalnya dimensi kognitif dari kreativitas berpikir divergen
mencakup antara lain,kelancara,kelenturan,dan orisinalitas dalam berpikir,kemampuan
untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain.
Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas ialah :tes menulis cerita.
Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas ialah :tes menulis cerita.
3.Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan paling
sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreativitas dan disusun untuk
mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut.Diantaranya adalah :
a.Tes mengajukan Pertanyaan,yang merupakan bagian dari Tes Torrance untuk berpikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berpikir.
b.Tes Risk Taking,digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan resiko terhadap kreativitas.
c.Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan preferensi untuk ketidakteraturan sebgai salah satu ciri kepribadian kreatif.
d.Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory
a.Tes mengajukan Pertanyaan,yang merupakan bagian dari Tes Torrance untuk berpikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berpikir.
b.Tes Risk Taking,digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan resiko terhadap kreativitas.
c.Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan preferensi untuk ketidakteraturan sebgai salah satu ciri kepribadian kreatif.
d.Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory
4.Pengukuran
Potensi Kreatif secara Non-Test
Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas,dirancang beberapa pendekatan alternatif:
a.Daftar Periksa (Checklist) dan kuesioner
Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakterisik khusus dimiliki pribadi kreatif.
b.Daftar Pengalaman
Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu.Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “Laporan diri”dan prestasi kreatif di masa depan.Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat yang kemudian dinilai untu kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.
Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas,dirancang beberapa pendekatan alternatif:
a.Daftar Periksa (Checklist) dan kuesioner
Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakterisik khusus dimiliki pribadi kreatif.
b.Daftar Pengalaman
Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu.Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “Laporan diri”dan prestasi kreatif di masa depan.Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat yang kemudian dinilai untu kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.
5.Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi
tertentu,tampaknya merupakan teknik yang paling absah,tetapi makan waktu dan
dapat pula bersifat subjektif.
BAB II
KASUS
Siska adalah seorang siswi yang
duduk di kelas XII IPA di salah satu sekolah yang ada di medan. Ia dikenal oleh
semua orang yang ada di sekolah tersebut karna ia aktif di berbagai kegiatan
ekstrakurikuler di sekolahnya. Siska menyalurkan bakat yang ia miliki pada
kegiatan seni lukis, drama, olah raga dan musik.
Pada
bidang akademik siska juga mendapatkan prestasi yang patut dibanggakan. Siska
sering memenangkan kegiatan olimpiade matematika dan menjuarai perlombaan
sains.
Siska
juga berencana kuliah, tetapi ia bingung memilih jurusan apa saat kuliah nanti.
Karna terlalu banyak bakat yang ia miliki yang ingin di salurkannya. Untuk itu
ia mendatangi konselor meminta pendapat dan masukan dari konselor.
BAB III
PEMBAHASAN
Belajar dari kasus
Siska maka konselor perlu mengadakan tes bakat dan minat.Untuk itu kami membuat
kuisioner bakat dan minat kepada Siska.
Kuisioner bakat dan
minat
Nama :
........................................................
Kelas : .......................................................
Sekolah :
.......................................................
Petunjuk Pengisian : Lingkarilah nomor-nomor yang sesuai dengan keadaan
Saya yang sebenarnya.
1. Anda suka bermain dengan
kata, pelesetan kata-kata. (L)
2. Anda suka membuat
tulisan-tulisan, cerita dan tidak kesulitan mengerjakan tugas laporan. ( L )
3. Berbagai tulisan suka
anda baca; koran, majalah, merk mobil, stiker di angkutan kota, bahkan label
produk ( L )
4. Anda cukup percaya diri
dan meyakinkan pada saat berdebat dengan orang lain.(L)
5. Perumpamaan, kutipan
atau pepatah seringkali anda tambahkan dalam percakapanmu. (L)
6. Salah satu permainan
yang anda sukai adalah scrabble dan TTS. (L)
7. Pelajaran bahasa dan
sastra merupakan pelajaran yang anda sukai dan kuasai dengan baik ( L )
8. Anda dapat memberikan
pengarahan atau penjelasan yang jelas dan lugas. (L)
9. Mudah bagi anda untuk
menangkap informasi yang disampaikan melalui radio atau penjelasan guru di
kelas ( L )
10. Perbendaharaan kata anda cukup banyak, bahkan temanmu
kadang tidak mengerti. (L)
11. Menghitung cepat diluar kepala adalah hal mudah untuk
anda. (LM)
12. Anda menyukai kegiatan-kegiatan percobaan di
laboratorium untuk melihat reaksi apa yang terjadi. (LM)
13. Kegiatan anda sehari-hari tersusun dengan rapi dan
teratur (LM)
14. Pelajaran matematika,statistik, atau fisika mudah anda
pahami. (LM)
15. Permainan logika seperti catur, permainan komputer
yang memerlukan strategi anda sukai.(LM)
16. Kalau menghadapi suatu masalah, anda biasanya menyusun
langkah-langkah yang akan anda ambil. (LM)
17. Mudah bagimu untuk melihat kesalahan logika berpikir
yang dilakukan orang lain. (LM)
18. Anda senang menganalisis suatu situasi atau pendapat
orang lain. (LM)
19. Anda senang melihat atau mencari pola hubungan antar
objek atau antar bilangan. (LM)
20. Banyak pertanyaan-pertanyaan "mengapa" yang
terlintas saat melihat sesuatu. (LM)
21. Anda menyukai lukisan dan ukiran atau patung. (VS)
22. Untuk memudahkan anda mengingat, anda suka membuat
diagram-diagram atau menggambari catatan pelajaran. (VS)
23. Anda dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana
sesuatu terlihat dari berbagai sisi.(VS)
24. Puzzle adalah mainan yang anda sukai dan mudah
diselesaikannya. (VS)
25. Pelajaran seni, terutama seni rupa adalah pelajaran
yang paling anda tunggu-tunggu. (VS)
26. Buat anda lebih menyenangkan untuk dapat membaca suatu
tulisan yang banyak ilustrasinya.(VS)
27. Menggunakan handycam atau memotret untuk merekam suatu
peristiwa. (VS)
28. Anda pandai membaca peta (peta jalan menuju suatu
lokasi) dan peka terhadap arah atau kedudukan anda di suatu tempat. (VS)
29. Pelajaran Geometri masih anda sukai daripada pelajaran
Aljabar. (VS)
30. Anda tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam
merakit sesuatu (VS)
31. Tidak cukup hanya melihat saja untuk mempelajari hal
baru, anda lebih suka kalau bisa mengerjakannya langsung sendiri. (K)
32. Anda menyukai petualangan yang sangat berkesan
untukmu, yang spektakuler, yang membebani fisik. (K)
33. Kegiatan membuat model 3 dimensi menyenangkan untuk
anda. (K)
34. Saat berolah raga adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu
olehmu di sekolah. (K)
35. Anda cukup terampil untuk mengerjakan berbagai keterampilan
atau kerajinan tangan. (K)
36. Buat anda, memecahkan suatu masalah sambil bergerak:
berjalan, berlari atau berolah raga merupakan cara yang tepat dan membuat anda
lebih nyaman. (K)
37. Anda merasa nyaman jika tubuh anda aktif bergerak, (K)
38. Untuk mendukung ekspresi pikiran anda, seringkali
gerakan tubuh anda juga ikut berbicara. (K)
39. Berpakaian harus terasa nyaman di badan, tidak harus
terlihat necis, nyaman, itu yang penting untukmu. (K)
40. Anda pandai meniru gerakan, perilaku dan kebiasaan
orang lain. (K)
41. Sambil mengerjakan sesuatu, anda suka bersenandung
atau bersiul. (M)
42. Anda menikmati lagu sambil mengetuk-ngetukkan jari,
menggerakkan kaki atau badan sesuai irama.(M)
43. Rasanya hampir dimana-mana musik menyertai anda.(M)
44. Menghafalkan lagu, terutama nadanya sangat mudah buat
anda. (M)
45. Bunyi berbagai jenis alat musik dapat anda bedakan
dengan baik. (M)
46. Ada satu atau beberapa alat musik yang dapat anda
mainkan. (M)
47. Seringkali tiba-tiba anda 'mendengar' jinggle iklan di
pikiranmu. (M)
48. Tak terbayangkan jika harus hidup tanpa musik. Musik
adalah segalanya. (M)
49. Jika musik dimainkan, anda dapat menyanyi dengan nada
yang tepat. (M)
50. Musik buat anda mudah membangkitkan emosi atau
kenangan-kenangan tertentu dalam pikiranmu. (M)
51. Jika ada masalah, anda lebih suka mendiskusikannya
dengan orang lain daripada dipikirkan sendiri. (Ier)
52. Anda senang 'ngumpul-ngumpul' dengan teman kalau ada
waktu luang.(ier)
53. Permainan-permainan yang bisa melibatkan cukup banyak
orang seperti main kartu atau monopoli menyenangkan buat anda. (ier)
54. Seringkali teman-teman anda menjadikan anda sebagai
tempat curhat. (ier)
55. Anda senang mengarahkan orang lain mengerjakan
sesuatu, anda senang menjadi pemimpin. (ier)
56. Anda senang bekerja dalam kelompok atau menjadi
panitia dalam kegiatan-kegiatan sekolah. (ier)
57. Ada beberapa sahabat dekat yang sangat anda percayai.
(ier)
58. Anda cukup sering membantu teman menyelesaikan
permasalahannya.(ier)
59. Dalam berolah raga, anda menyukai olahraga tim seperti
basket, soft ball atau sepak bola, daripada olahraga individual seperti renang
atau catur. (ier)
60. Anda tahu banyak informasi tentang lingkungan sekitar
anda; siapa yang baru jadian, yang sedang sakit, marahan dan lain-lain.(ier)
61. Mengikuti seminar-seminar pengembangan diri sangat
menarik minat anda. (Ia)
62. Anda cukup realistis mengenai kelebihan dan kekurangan
diri anda dan menerima apa adanya. (Ia)
63. Jika waktu libur tiba, yang terbayang adalah
tempat-tempat yang nyaman untuk menyendiri, merenung, tidak terlalu ramai dan
bukan merupakan pusat kota. (Ia)
64. Anda sering menyisihkan waktu untuk dapat memikirkan
tentang diri anda. (Ia)
65. Anda menetapkan tujuan hidup anda, dan punya gambaran
kemana anda akan melangkah. (Ia)
66. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri lebih
anda pilih daripada yang melibatkan banyak orang. (Ia)
67. Diari atau buku harian adalah penampung semua pikiran
dan renungan anda, juga kejadian-kejadian lain yang penting dalam hidupmu. (Ia)
68. Anda mengerjakan tugas untuk diri anda sendiri. (Ia)
69. Anda punya prinsip yang anda kembangkan sendiri, tak
tergantung pada orang lain. (Ia)
70. Anda tidak tergantung pada orang lain dan memiliki
kemauan yang kuat. (Ia)
71. Anda menyenangi binatang atau memiliki binatang
peliharaan di rumah. (N)
72. Anda punya minat terhadap bagaimana tubuh bekerja dan
menyukai berita-berita baru di bidang kesehatan. (N)
73. Anda hafal cukup banyak nama-nama beserta bentuk
berbagai jenis tumbuhan, bunga atau pepohonan. (N)
74. Anda bertangan dingin' dalam menanam dan merawat
tumbuhan. (N)
75. Topik-topik mengenai pelestarian alam, konservasi alam
sangat menarik minat anda. (N)
76. Anda terlibat dalam kegiatan pelestarian alam dan
lingkungan.(N)
77. Anda paham tentang teori-teori asal mula terbentuknya
jagat raya, perkembangan teori evolusi dan lain-lain.(N)
78. Kehidupan binatang liar, jejak dan sarangnya menarik
minat anda.(N)
79. Anda berminat pada masalah sosial dan lingkungan.(N)
80. Seringkali anda dapat membayangkan diri anda bekerja
dikelilingi pepohonan, di hutan, atau anda suka memancing.(N)
Skoring :
Hitunglah Skor yang anda miliki, dan bandingkan.
Multiple Inteligence
Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan
berikut ini walau ada beberapa yang cukup menonjol. Kita menggunakannya setiap
hari dengan kombinasi yang berbeda-beda. Tak ada yang lebih baik daripada yang
lain, karena semuanya memiliki perannya masing-masing. Kenali mana yang paling
menonjol dalam diri anda, dan kembangkan pula aspek-aspek yang lain untuk
meningkatkan kualitas hidup anda!
Bila skor “L” mu dominan, maka anda cerdas
secara linguistik. Adalah kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi dengan
kata-kata atau bahasa. Anda mungkin cocok dan tertarik dengan kegiatan
jurnalistik, penyair, orator, pelawak, editor, sekretaris, ilmuwan sosial, atau
politisi. Jurusan SMA yang cocok buatmu adalah jurusan bahasa. Tapi meski anda
telah memasuki jurusan yang lain, jangan khawatir, dari jurusan IPA pun anda
bisa kok masuk ke Universitas yang cocok dengan bakatmu.
Bila skor “LM” mu dominan, maka anda
cerdas secara Logis Matematis. Adalah kemampuan mengolah angka dan atau
kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anda mungkin cocok dan tertarik
untuk menjadi ilmuwan, insinyur, programer komputer, akuntan, ekonom,atau
bahkan detektif dan ahli hukum. Jurusan SMA yang cocok buatmu adalah jurusan
IPA. Tapi meski anda telah memasuki jurusan yang lain anda bisa kok masuk ke
Universitas yang cocok dengan bakatmu. Hanya, mungkin harus sedikit meluangkan
waktu untuk belajar, mengejar ketinggalan.
Bila skor “VS” mu dominan, maka anda
cerdas secara Visual-Spasial. Adalah kemampuan berpikir menggunakan visual atau
gambar dan membayangkannya dalam pikiran dalam bentuk dua atau tiga
dimensi.Anda mungkin tertarik untuk menjadi arsitek, seniman, pemahat, pelaut,
fotografer, montir, atau perancang kota. Anda akan cocok memasuki Fakultas
Desain, Seni Rupa, bahkan, bila anda juga pintar secara logis matematis, anda
cocok memasuki jurusan mesin.
Bila skor “M” mu dominan, maka anda cerdas
secara Musikal. Kemampuan menyanyikan lagu, menggubah musik, mengapresiasi
musik, serta menjaga ritme. Anda mungkin tertarik untuk menjadi musisi,
komposer, atau penyanyi. Sekolah Tinggi Musik Bandung, atau ke Rusia ,Jerman
atau Perancis mungkin bisa menjadi pilihanmu.
Bila skor “K” mu dominan, maka anda cerdas
secara Kinestetik. Kemapuan menggunakan tubuh, tangan untuk memecahkan masalah,
menciptakan produk atau mengemukakan ide dan emosi.Anda mungkin tertarik untuk
menjadi atlit, penari, pemain drama, tukang kayu, pemahat atau pilot dan
montir.
Bila skor “Ier” mu dominan, maka anda
cerdas secara Interpersonal. Kemampuan memahami dan bekerja dengan orang lain,
memperlihatkan empati dan perhatian, motivasi dan tujuan orang lain. Anda
mungkin tertarik untuk menjadi konselor, pengusaha, fasilitator, guru, pemuka
agama. Untuk itu anda bisa memilih jurusan di Fakultas Komunikasi (FIKOM),
Fakultas Psikologi, Keguruan, atau ke Institut Agama yang anda anut (atau anda
minati).
Bila skor “Ia” mu dominan, maka anda
cerdas secara Intrapersonal. Kemampuan memahami diri sendiri, mengenali
kelebihan dan kekurangan diri, menganalisis diri, membuat rencana dan menyusun
tujuan yang hendak dicapai. Anda mungkin tertarik untuk menjadi filosof,
penyuluh, pembimbing spiritual, penulis, atau wirausaha.Untuk itu anda bisa
memilih Fakultas Sastra, Ekonomi, dst.
Bila skor “N” mu dominan, maka anda cerdas
secara Naturalis. Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita;
flora, fauna dan fenomena-fenomena alam lainnya. Anda mungkin tertarik untuk
menjadi ahli botanis (tumbuhan), konservasi, pecinta lingkungan, pakar ekologi,
atau dokter hewan.Untuk itu, anda dapat memilih jurusan Biologi, TL, Kedokteran,
Peternakan, Pertanian dst.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi anak berbakat adalah suatu proses mengenali anak-anak
yang memiliki kemampuan motivasi, konsep diri, dan potensi kreativitas berada
jauh di atas rata-rata sehingga harus di perlukan layanan kurikulum yang
berdiferesiansi agar mereka dapat berkembang secara penuh seperti potensi yang
dimiliki.
Identifikasi
dini terhadap anak yang berbakat perlu di laksanakan baik oleh orang tua, guru
dan orang disekitarnya. Itu merupakan langkah yang strategis karena dengan data
yang bukan hanya sekedar informasi guru nantinya akan dapat melayani kebutuhan
anak yang pada dasarnya memang memiliki kemampuan yang berbeda- beda. Dengan
data ini guru akan dapat mencapai tujuan pembelajaran, melakukan analisis
intruksional, menyusun strategi pembelajaran, memilih media yang akan dipakai,
dan merancang evaluasi yang tepat dengan langkah yang mantap.
Selain itu,
proses pengidentifikasian akan mempermudah konselor untuk segera melaksanakan langkah-langkah pedagogis yang sifatnya
operasional. Langkah-langkah itu adalah:
1. Konselor dapat mengadakan koordinasi dengan ahli lain untuk meneruskan mengumpulkan
data sehingga hasil identifikasi nanti akan dapat lebih konfrehensif.
2. Mengemas
pembelajaran agar sesuai dengan keberbakatan anak.
Mengidentifikasi bakat dan kreatifitas anak tidak
harus menggunakan alat tes. Pendekatan non tes juga bisa dilakukan. Pendekatan non tes adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu
memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat
dari sumber-sumber yang berbeda, misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya
atau dari anak itu sendiri. Dan bias juga dari angggota masyarakat yang
mengenal baik anak tersebut.
Jadi disini
tidak perlu memakai alat-alat tes, tetapi misalnya dengan menggunakan suatu
daftar pertanyaan kuesioner.
Jadi
kesimpulannya bahwa banyak sekali metode atau cara yang dapat dipakai untuk
mengidentifikasi anak berbakat, bahwa prosedurnya bervariasi dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Yang
mana dipilih tergantung dari kebijakan setempat, maupun dari
fasilitas-fasilitas yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Didi Tarsidi - Dosen Universitas
Pendidikan Indonesia/Yayasan Mitra Netra (Jaringan Mitra Netra @yahoo.com)
Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan
Khusus. Bandung: UPI Press.
http://www.al-maghribicendekia.com/2012/11/mengenali-ciri-dan-tanda-anak-berbakat.html">Mengenali
Ciri dan Tanda Anak Berbakat</a>
Munandar, Utami. 1982. Anak-anak berbakat pembinaan dan pendidikannya.
Jakarta : Rajawali
S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.
Sholeh Y.A. Ichrom. 1996. Identifikasi dan Pendidikan dini anak berbakat.
Surakarta:
DepartemenPendidikan dan kebudayaan.
Utami Munandar. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak
Barbakat. Jakarta : Rineka cipta
Wardani, dkk. 2008. Materi Pokok Pengantar Pendidikan Luar Biasa.
Jakarta: Universitas
Terbuka.