Sabtu, 10 Mei 2014

MAKALAH (ANAK BERBAKAT)




BAB I
KAJIAN TEORI

      1.      Mengenal Anak Berbakat.
A.  Definisi Anak Berbakat
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam. Keragaman itu sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap keberbakatan. Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut. 

1.    Definisi versi Amerika 
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak berbakat (Kirk  &  Gallagher, 1979:6). Sekitar tahun 1950 pengertian tersebut mulai berkembang ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha memberikan  pengertian yang lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher, 1979:61). Adapun definisi yang digunakan dalam Public Law 97-135 yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted and talented) ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan atau bidang-bidang, akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau aktivitas-aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah agar tiap kemampuan berkembang secara penuh (Clark, 1983:5).
Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka Clark (1983:6) mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari inteligensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi pengindraan (physical  sensing), emosi,  kognisi, dan intuisi. Fungsi yang maju dan cepat tersebut mungkin diekspresikan dalam bentuk kemampuan-kemampuan yang melibatkan kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan atau seni rupa dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan inteligensia ini individu berbakat menampilkan atau menjanjikan harapan untuk menampilkan inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas khusus yang disediakan oleh sekolah agar kemampuan mereka berkembang secara optimal.
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai berikut: Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas  rata-rata dalam satu atau lebih rendah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengan penampilan (performance) yang  secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas manusia” (Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).

2.    Definisi versi Indonesia
Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam seminar/lokakarya Program alternatives for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa yang disebut anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan turunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri. (Utami Munandar, 1995:41).
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang memungkinkan seorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul, ini berarti anak berbakat yang underachiever juga diidentifikasi  sebagai  anak  berbakat, (c) terdapat keragaman dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar jangkauan pendidikan biasa.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, yang disebut anak berbakat  adalah “warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. Kecerdasan berhubungan dengan perkembangan kemampuan intelektual, sedangkan kemampuan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang dimaksud dalam batasan ini meliputi (a) kemampuan intelektual umum dan akademik khusus, (b) berpikir kreatif-produktif, (c) psikososial/ kepemimpinan, (d) seni/kinestetik, dan (e) psikomotor.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan secara khusus. Moh. Amin (1996) menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki inteligensia tinggi melainkan ditentukan oleh banyak faktor. 

B. Identifikasi Anak Berbakat
1.     Konsep identifikasi
Bradwein (1980 dalam Feldhusen dan Baska, 1989)  menulis bahwa identifikasi anak berbakat adalah suatu proses mengenali anak-anak yang memiliki kemampuan motivasi, konsep diri, dan potensi kreativitas berada jauh di atas rata-rata sehingga harus di perlukan layanan kurikulum yang berdiferesiansi agar mereka dapat berkembang secara penuh seperti potensi yang dimiliki.
Ada tiga konsep yang terdapat dalam rumusan definisi tersebut, ialah:
a.       Proses mengenali
Artinya bahwa setelah identifikasi dilakukan maka orang di luar anak itu, baik guru, orang tua, maupun orang lain dapat mengetahui atau mengenali anak yang memiliki potensi unggul.
b.      Konsep kedua adalah perlunya kurikulum yang berdiferensiasi
Artinya bahwa anak-anak berbakat ini memerlukan layanan pembelajaran yang berbeda dengan anak-anak yang berkemampuan rata-rata.
c.       Konsep ketiga bahwa dengan kurikulum yang berdiferensiasi ini maka potensi anak unggul akan berkembang secara optimal dalam bentuk kemajuan belajar yang sangat pesat dan berkualitas yang pada akhirnya secara akumulatif mencapai hasil belajar yang unggul pula.
Menurut swassing(1985)  identifikasi memiliki dua konsep yaitu konsep penyaringan (screening) dan identifikasi actual (actual identification). produk dari proses penyaringan adalah pemisahan antara anak-anak yang berbakat dengan yang bukan berbakat. Dan proses identifikasi actual ialah proses penelitian lebih mendalam lagi tentang karakteristik dari anak yangt berbakat tersebut.

2.     Perlunya identifikasi terhadap anak berbakat.
Identifikasi anak berbakat harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang mungkin belum terwujud dan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul.Kita harus menghargai potensi atau bibit unggul dan dikembangkan menjadi prestasi yang luar biasa.Potensi anak berbakat merupakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini berarti bahwa anak berbakat yang “ underachiever” ( yaitu yang belum berprestasi sesuai dengan potensinya yang unggul)juga diidentifikasi sebagai anak berbakat. Selain itu anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat dan kemampuannya: hal ini sesuai dengan UU No. 2 pasal 24 Ayat (1)
Mengidentifikasi anak berbakat yang berumur 6 tahun yaitu :
1.Anak ini lebih cepat dan lancar berbicara dibandingkan anak-anak di usianya.
2.Memiliki daya tangkap yang tinggi
3. Rasa ingin tahunya tinggi
4. Kepercayaan diri yang tinggi.

Identifikasi dini terhadap anak yang berbakat perlu di laksanakan baik oleh orang tua, guru dan orang disekitarnya. Itu merupakan langkah yang strategis karena dengan data yang bukan hanya sekedar informasi guru nantinya akan dapat melayani kebutuhan anak yang pada dasarnya memang memiliki kemampuan yang berbeda- beda. Dengan data ini guru akan dapat mencapai tujuan pembelajaran, melakukan analisis intruksional, menyusun strategi pembelajaran, memilih media yang akan dipakai, dan merancang evaluasi yang tepat dengan langkah yang mantap.
Selama ini tujuan pembelajaran disamakan untuk semua anak, padahal mereka dating kesekolah membawa berbagai perbedaan termasuk perbedaan potensi.Oleh karena itu, tujuan pembelajaran pun harus berbeda antara anak yang berbakat dengan anak yang memiliki potensi biasa atau normal.  Adapun tujuan pembelajaran anak adalah optimalisasi potensi unggul menjadi prestasi unggul sehingga pada gilirannya anak berbakat ini akan dapat memberikan sumbangan yang luar biasa tinggi kualitasnya terhadap masyarakat.
Selain itu, proses pengidentifikasian akan mempermudah konselor untuk segera melaksanakan langkah-langkah pedagogis yang sifatnya operasional. Langkah-langkah itu adalah:  
1.      Konselor dapat mengadakan koordinasi dengan ahli lain untuk meneruskan mengumpulkan data sehingga hasil identifikasi nanti akan dapat lebih konfrehensif.
2.      Mengemas pembelajaran agar sesuai dengan keberbakatan anak.

3.      Prosedur identifikasi dengan tes dan teknik non tes
 A. Langkah mengidentifikasi anak berbakat
1. Penjaringan (Screening)
a. Nominasi guru
Observasi konselor memungkinkan evaluasi perkembangan sepanjang waktu. Guru dapat mempertimbangkan cara siswa memecahkan masalah, seperti jugamempertimbangkan jawabannya. Guru-guru dapat juga melihat bagaimanasiswa menggunakan waktunya, dan bagaimana beberapa indikatorkeberbakatan yang telah dikutip untuk diterapkannya. Juga, meminta siswamenjawab siapa yang paling pintar dan paling membantu di antara merekadapat membantu guru dalam melakukan identifkasi.
b. Nominasi orangtua
Orangtua dapat memungkinkan pemberian rekomendasi berdasarkanpengamatannya yang lama terhadap bakat yang dimiliki anak. Berkaitan denganitu, orangtua dapat memperhatikan tingkat penguasaan anak dalam tugasintelektual dan minat dan keingintahuan yang bervariasi. Pada kenyataannya,menyuruh orangtua untuk mempertimbangkan bakat anak adalah suatu carayang baik untuk melibatkan orangtua dalam memberikan informasi yang sangatberharga bagi pemahaman anak yang lebih komprehensif.
c. Nominasi teman sebaya (peer nomination)
Penunjukkan teman sebaya dapat memberikan informasi tentangkeunggulan anak berbakat dalam sekolah, baik berkenaan dengan keunggulanbidang akademik maupun bidang non-akademik, terutama kemampuan anakmemecahkan masalah, kemampuan kepemimpinan, dan sikap kejujuran anak.
d. Prestasi akademik anak
Posisi anak pada saat diidentifikasi memiliki nilai informasi yang sangatpenting, terutama berkenaan dengan kedudukan prestasi terakhir siswa, disamping sejarah prestasi akademiknya, maupun non akademiknya yang sangatterkait dengan keunggulan anak dalam kinerjanya.
e. Observasi
Pengamatan terhadap perilaku anak berbakat, baik dalam kelas, maupun di luar kelas, terutama berkenaan dengan perilaku-perilaku yang menunjukkankinerja baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok, keluarga, ataumasyarakat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh konselor atau wali kelas yangmemang bertanggung jawab dalam mendampingi kehidupan anak di sekolah
f. Mereview catatan siswa
Siswa biasanya memiliki catatan pribadi. Melalui cara ini, dapat dilihatbagaimana catatan pribadi siswa tentang kegiatan di luar sekolah, misalnya,keanggotaan dalam suatu drama club, peran dalam kegiatan keluarga, danserta peran di masyarakat. Yang juga sangat penting adala. Bagaimana dengankonsistensi prestasi di sekolah.
g. Tes kelompok (group test).
Tes kelompok ini dilakukan untuk menambah informasi tentang anak,baik berkenaan dengan informasi inteligensi maupun bakat skolastik danprestasi belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan tes inteligensi, tes bakatskolastik, maupun tes prestasi belajar.

2. Assesment
Berdasarkan hasil screening, maka selanjutnya dilakukan assessmen baik terkait dengan kemampuan kecerdasan umum, bakat skolastik dan bakatlainnya, maupun tingkat kreativitas dan komitmen akan tugas. Untuk melakukan assessmen tersebut, digunakan tes dan instrumen terstandar, diantaranya digunakan tes inteligensi, tes bakat skolastik, tes bakat, teskreativitas, dan inventory komitmen akan tugas. Sebagian besar tes tersebutlebih bersifat individual.

      B.          Menggunakan teknik non tes
Pendekatan non tes adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda, misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya atau dari anak itu sendiri. Dan bias juga dari angggota masyarakat yang mengenal baik anak tersebut.
Jadi disini tidak perlu memakai alat-alat tes, tetapi misalnya dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan kuesioner.
Prosedur mana yang akan digunakan tidak dapat dilihat lepas dari suatu pertimbangan pelaksanaannya, sejauh mana mudah digunakan serta pertimbangan dari segi ekonomis dan efisiensi. Dengan penunjukan oleh guru tidak diperlukan tenaga ahli khusus. Jadi guru di anggap sebagai tokoh yang tepat untuk mengidentifikasi murid berbakat, karena ia yang paling mengenal kemampuan murid-muridnya.
 Jadi kesimpulannya bahwa banyak sekali metode atau cara yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi anak berbakat, bahwa prosedurnya bervariasi dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Yang mana dipilih tergantung dari kebijakan setempat, maupun dari fasilitas-fasilitas yang tersedia.
Bagaimanapun setiap metode dan prosedur bertujuan untuk memberi kesempatan sebaiknya pada anak-anak berbakat untuk dapat mengembangkan potensinya dan demikian mewujudkan dirinya.

      2.      A. Pengertian kreatifitas
1.      Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli:

Menurut Munandar (1985), pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas adalah sebagai suatu tindakan, ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.
Rhodes (dalam Munandar, 2009) menganalisis lebih dari 40 pengertian tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, produk, dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku kreatif.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa kreatif merupakan:

1. Kreativitas adalah menghadirkan suatu gagasan baru.
2. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
3. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan / pengaruh baru dari suatu data / objek.
4. Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru tentang gagasan atau produk.
Kreativitas juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan serta memiliki peran sebagai sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena lingkungan yang cepat berubah. Kreativitas juga berkaitan dengan inovasi, menurut Goman ( 1991 ) inovasi itu merupakan penerapan secara praktis mengenai gagasan kreatif. Kreativitas dapat mendorong dan merombak pengembangan lingkungan menjadi berhasil.

2. Ciri-Ciri Manusia Kreatif
Menurut A Roe ( Kao, 1989 : 15-16 ), manusia kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • keterbukaan pada pengalaman
  • melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa
  • keingintahuan
  • menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan
  • dapat menerima perbedaan
  • independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan
  • membutuhkan dan menerima otonomi
  • percaya diri
  • tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan
  • mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan
  • tekun
B.Jenis Alat untuk Mengukur Potensi Kreatif
1.Tes yang Mengukur Kreativitas secara langsung
Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakan,di antaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thinking :TTCT) yang mempunyai bentuk verbal dan figural.Yang terakhir sudah ada yang diadaptasi untuk Indonesia,yaitu tes lingkaran (circles test) dari Torrance.Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural. Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran yang kemudian disebut tes kreativitas figural.
Tahun 1977 diperkenalkan tes kreativitas pertama yang khusus dikonstruksi untuk Indonesia yaitu Tes Kreativitas Verbal berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford

  2.Tes yang Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional,terdiri dari berbagai dimensi,yaitu dimensi kognitif,dimensi afektif,dan dimensi psikomotor.Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori,seperti misalnya dimensi kognitif dari kreativitas berpikir divergen mencakup antara lain,kelancara,kelenturan,dan orisinalitas dalam berpikir,kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain.
Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas ialah :tes menulis cerita.    

3.Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreativitas dan disusun untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut.Diantaranya adalah :         
a.Tes mengajukan Pertanyaan,yang merupakan bagian dari Tes Torrance untuk berpikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berpikir. 
b.Tes Risk Taking,digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan resiko terhadap kreativitas.
c.Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan preferensi untuk ketidakteraturan sebgai salah satu ciri kepribadian kreatif.    
d.Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory

4.Pengukuran Potensi Kreatif secara Non-Test         
            Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas,dirancang beberapa pendekatan alternatif:                                
a.Daftar Periksa (Checklist) dan kuesioner    
Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakterisik khusus dimiliki pribadi kreatif.
b.Daftar Pengalaman 
Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu.Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “Laporan diri”dan prestasi kreatif di masa depan.Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat yang kemudian dinilai untu kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.

5.Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu,tampaknya merupakan teknik yang paling absah,tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subjektif.



BAB II
KASUS
            Siska adalah seorang siswi yang duduk di kelas XII IPA di salah satu sekolah yang ada di medan. Ia dikenal oleh semua orang yang ada di sekolah tersebut karna ia aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Siska menyalurkan bakat yang ia miliki pada kegiatan seni lukis, drama, olah raga dan musik.
            Pada bidang akademik siska juga mendapatkan prestasi yang patut dibanggakan. Siska sering memenangkan kegiatan olimpiade matematika dan menjuarai perlombaan sains.
            Siska juga berencana kuliah, tetapi ia bingung memilih jurusan apa saat kuliah nanti. Karna terlalu banyak bakat yang ia miliki yang ingin di salurkannya. Untuk itu ia mendatangi konselor meminta pendapat dan masukan dari konselor.





BAB III
PEMBAHASAN
Belajar dari kasus Siska maka konselor perlu mengadakan tes bakat dan minat.Untuk itu kami membuat kuisioner bakat dan minat kepada Siska.
Kuisioner bakat dan minat
Nama               : ........................................................
Kelas               : .......................................................
Sekolah           : .......................................................

Petunjuk Pengisian : Lingkarilah nomor-nomor yang sesuai dengan keadaan Saya yang sebenarnya.

1.      Anda suka bermain dengan kata, pelesetan kata-kata. (L)
2.      Anda suka membuat tulisan-tulisan, cerita dan tidak kesulitan mengerjakan tugas laporan. ( L )
3.      Berbagai tulisan suka anda baca; koran, majalah, merk mobil, stiker di angkutan kota, bahkan label produk ( L )
4.      Anda cukup percaya diri dan meyakinkan pada saat berdebat dengan orang lain.(L)
5.      Perumpamaan, kutipan atau pepatah seringkali anda tambahkan dalam percakapanmu. (L)
6.      Salah satu permainan yang anda sukai adalah scrabble dan TTS. (L)
7.      Pelajaran bahasa dan sastra merupakan pelajaran yang anda sukai dan kuasai dengan baik ( L )
8.      Anda dapat memberikan pengarahan atau penjelasan yang jelas dan lugas. (L)
9.      Mudah bagi anda untuk menangkap informasi yang disampaikan melalui radio atau penjelasan guru di kelas ( L )
10.  Perbendaharaan kata anda cukup banyak, bahkan temanmu kadang tidak mengerti. (L)
11.  Menghitung cepat diluar kepala adalah hal mudah untuk anda. (LM)
12.  Anda menyukai kegiatan-kegiatan percobaan di laboratorium untuk melihat reaksi apa yang terjadi. (LM)
13.  Kegiatan anda sehari-hari tersusun dengan rapi dan teratur (LM)
14.  Pelajaran matematika,statistik, atau fisika mudah anda pahami. (LM)
15.  Permainan logika seperti catur, permainan komputer yang memerlukan strategi anda sukai.(LM)
16.  Kalau menghadapi suatu masalah, anda biasanya menyusun langkah-langkah yang akan anda ambil. (LM)
17.  Mudah bagimu untuk melihat kesalahan logika berpikir yang dilakukan orang lain. (LM)
18.  Anda senang menganalisis suatu situasi atau pendapat orang lain. (LM)
19.  Anda senang melihat atau mencari pola hubungan antar objek atau antar bilangan. (LM)
20.  Banyak pertanyaan-pertanyaan "mengapa" yang terlintas saat melihat sesuatu. (LM)
21.  Anda menyukai lukisan dan ukiran atau patung. (VS)
22.  Untuk memudahkan anda mengingat, anda suka membuat diagram-diagram atau menggambari catatan pelajaran. (VS)
23.  Anda dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana sesuatu terlihat dari berbagai sisi.(VS)
24.  Puzzle adalah mainan yang anda sukai dan mudah diselesaikannya. (VS)
25.  Pelajaran seni, terutama seni rupa adalah pelajaran yang paling anda tunggu-tunggu. (VS)
26.  Buat anda lebih menyenangkan untuk dapat membaca suatu tulisan yang banyak ilustrasinya.(VS)
27.  Menggunakan handycam atau memotret untuk merekam suatu peristiwa. (VS)
28.  Anda pandai membaca peta (peta jalan menuju suatu lokasi) dan peka terhadap arah atau kedudukan anda di suatu tempat. (VS)
29.  Pelajaran Geometri masih anda sukai daripada pelajaran Aljabar. (VS)
30.  Anda tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam merakit sesuatu (VS)
31.  Tidak cukup hanya melihat saja untuk mempelajari hal baru, anda lebih suka kalau bisa mengerjakannya langsung sendiri. (K)
32.  Anda menyukai petualangan yang sangat berkesan untukmu, yang spektakuler, yang membebani fisik. (K)
33.  Kegiatan membuat model 3 dimensi menyenangkan untuk anda. (K)
34.  Saat berolah raga adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu olehmu di sekolah. (K)
35.  Anda cukup terampil untuk mengerjakan berbagai keterampilan atau kerajinan tangan. (K)
36.  Buat anda, memecahkan suatu masalah sambil bergerak: berjalan, berlari atau berolah raga merupakan cara yang tepat dan membuat anda lebih nyaman. (K)
37.  Anda merasa nyaman jika tubuh anda aktif bergerak, (K)
38.  Untuk mendukung ekspresi pikiran anda, seringkali gerakan tubuh anda juga ikut berbicara. (K)
39.  Berpakaian harus terasa nyaman di badan, tidak harus terlihat necis, nyaman, itu yang penting untukmu. (K)
40.  Anda pandai meniru gerakan, perilaku dan kebiasaan orang lain. (K)
41.  Sambil mengerjakan sesuatu, anda suka bersenandung atau bersiul. (M)
42.  Anda menikmati lagu sambil mengetuk-ngetukkan jari, menggerakkan kaki atau badan sesuai irama.(M)
43.  Rasanya hampir dimana-mana musik menyertai anda.(M)
44.  Menghafalkan lagu, terutama nadanya sangat mudah buat anda. (M)
45.  Bunyi berbagai jenis alat musik dapat anda bedakan dengan baik. (M)
46.  Ada satu atau beberapa alat musik yang dapat anda mainkan. (M)
47.  Seringkali tiba-tiba anda 'mendengar' jinggle iklan di pikiranmu. (M)
48.  Tak terbayangkan jika harus hidup tanpa musik. Musik adalah segalanya. (M)
49.  Jika musik dimainkan, anda dapat menyanyi dengan nada yang tepat. (M)
50.  Musik buat anda mudah membangkitkan emosi atau kenangan-kenangan tertentu dalam pikiranmu. (M)
51.  Jika ada masalah, anda lebih suka mendiskusikannya dengan orang lain daripada dipikirkan sendiri. (Ier)
52.  Anda senang 'ngumpul-ngumpul' dengan teman kalau ada waktu luang.(ier)
53.  Permainan-permainan yang bisa melibatkan cukup banyak orang seperti main kartu atau monopoli menyenangkan buat anda. (ier)
54.  Seringkali teman-teman anda menjadikan anda sebagai tempat curhat. (ier)
55.  Anda senang mengarahkan orang lain mengerjakan sesuatu, anda senang menjadi pemimpin. (ier)
56.  Anda senang bekerja dalam kelompok atau menjadi panitia dalam kegiatan-kegiatan sekolah. (ier)
57.  Ada beberapa sahabat dekat yang sangat anda percayai. (ier)
58.  Anda cukup sering membantu teman menyelesaikan permasalahannya.(ier)
59.  Dalam berolah raga, anda menyukai olahraga tim seperti basket, soft ball atau sepak bola, daripada olahraga individual seperti renang atau catur. (ier)
60.  Anda tahu banyak informasi tentang lingkungan sekitar anda; siapa yang baru jadian, yang sedang sakit, marahan dan lain-lain.(ier)
61.  Mengikuti seminar-seminar pengembangan diri sangat menarik minat anda. (Ia)
62.  Anda cukup realistis mengenai kelebihan dan kekurangan diri anda dan menerima apa adanya. (Ia)
63.  Jika waktu libur tiba, yang terbayang adalah tempat-tempat yang nyaman untuk menyendiri, merenung, tidak terlalu ramai dan bukan merupakan pusat kota. (Ia)
64.  Anda sering menyisihkan waktu untuk dapat memikirkan tentang diri anda. (Ia)
65.  Anda menetapkan tujuan hidup anda, dan punya gambaran kemana anda akan melangkah. (Ia)
66.  Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri lebih anda pilih daripada yang melibatkan banyak orang. (Ia)
67.  Diari atau buku harian adalah penampung semua pikiran dan renungan anda, juga kejadian-kejadian lain yang penting dalam hidupmu. (Ia)
68.  Anda mengerjakan tugas untuk diri anda sendiri. (Ia)
69.  Anda punya prinsip yang anda kembangkan sendiri, tak tergantung pada orang lain. (Ia)
70.  Anda tidak tergantung pada orang lain dan memiliki kemauan yang kuat. (Ia)
71.  Anda menyenangi binatang atau memiliki binatang peliharaan di rumah. (N)
72.  Anda punya minat terhadap bagaimana tubuh bekerja dan menyukai berita-berita baru di bidang kesehatan. (N)
73.  Anda hafal cukup banyak nama-nama beserta bentuk berbagai jenis tumbuhan, bunga atau pepohonan. (N)
74.  Anda bertangan dingin' dalam menanam dan merawat tumbuhan. (N)
75.  Topik-topik mengenai pelestarian alam, konservasi alam sangat menarik minat anda. (N)
76.  Anda terlibat dalam kegiatan pelestarian alam dan lingkungan.(N)
77.  Anda paham tentang teori-teori asal mula terbentuknya jagat raya, perkembangan teori evolusi dan lain-lain.(N)
78.  Kehidupan binatang liar, jejak dan sarangnya menarik minat anda.(N)
79.  Anda berminat pada masalah sosial dan lingkungan.(N)
80.  Seringkali anda dapat membayangkan diri anda bekerja dikelilingi pepohonan, di hutan, atau anda suka memancing.(N)





Skoring :
Hitunglah Skor yang anda miliki, dan bandingkan.
Multiple Inteligence
Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan berikut ini walau ada beberapa yang cukup menonjol. Kita menggunakannya setiap hari dengan kombinasi yang berbeda-beda. Tak ada yang lebih baik daripada yang lain, karena semuanya memiliki perannya masing-masing. Kenali mana yang paling menonjol dalam diri anda, dan kembangkan pula aspek-aspek yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup anda!

Bila skor “L” mu dominan, maka anda cerdas secara linguistik. Adalah kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Anda mungkin cocok dan tertarik dengan kegiatan jurnalistik, penyair, orator, pelawak, editor, sekretaris, ilmuwan sosial, atau politisi. Jurusan SMA yang cocok buatmu adalah jurusan bahasa. Tapi meski anda telah memasuki jurusan yang lain, jangan khawatir, dari jurusan IPA pun anda bisa kok masuk ke Universitas yang cocok dengan bakatmu.
Bila skor “LM” mu dominan, maka anda cerdas secara Logis Matematis. Adalah kemampuan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anda mungkin cocok dan tertarik untuk menjadi ilmuwan, insinyur, programer komputer, akuntan, ekonom,atau bahkan detektif dan ahli hukum. Jurusan SMA yang cocok buatmu adalah jurusan IPA. Tapi meski anda telah memasuki jurusan yang lain anda bisa kok masuk ke Universitas yang cocok dengan bakatmu. Hanya, mungkin harus sedikit meluangkan waktu untuk belajar, mengejar ketinggalan.
Bila skor “VS” mu dominan, maka anda cerdas secara Visual-Spasial. Adalah kemampuan berpikir menggunakan visual atau gambar dan membayangkannya dalam pikiran dalam bentuk dua atau tiga dimensi.Anda mungkin tertarik untuk menjadi arsitek, seniman, pemahat, pelaut, fotografer, montir, atau perancang kota. Anda akan cocok memasuki Fakultas Desain, Seni Rupa, bahkan, bila anda juga pintar secara logis matematis, anda cocok memasuki jurusan mesin.
Bila skor “M” mu dominan, maka anda cerdas secara Musikal. Kemampuan menyanyikan lagu, menggubah musik, mengapresiasi musik, serta menjaga ritme. Anda mungkin tertarik untuk menjadi musisi, komposer, atau penyanyi. Sekolah Tinggi Musik Bandung, atau ke Rusia ,Jerman atau Perancis mungkin bisa menjadi pilihanmu.
Bila skor “K” mu dominan, maka anda cerdas secara Kinestetik. Kemapuan menggunakan tubuh, tangan untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan ide dan emosi.Anda mungkin tertarik untuk menjadi atlit, penari, pemain drama, tukang kayu, pemahat atau pilot dan montir.
Bila skor “Ier” mu dominan, maka anda cerdas secara Interpersonal. Kemampuan memahami dan bekerja dengan orang lain, memperlihatkan empati dan perhatian, motivasi dan tujuan orang lain. Anda mungkin tertarik untuk menjadi konselor, pengusaha, fasilitator, guru, pemuka agama. Untuk itu anda bisa memilih jurusan di Fakultas Komunikasi (FIKOM), Fakultas Psikologi, Keguruan, atau ke Institut Agama yang anda anut (atau anda minati).
Bila skor “Ia” mu dominan, maka anda cerdas secara Intrapersonal. Kemampuan memahami diri sendiri, mengenali kelebihan dan kekurangan diri, menganalisis diri, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai. Anda mungkin tertarik untuk menjadi filosof, penyuluh, pembimbing spiritual, penulis, atau wirausaha.Untuk itu anda bisa memilih Fakultas Sastra, Ekonomi, dst.
Bila skor “N” mu dominan, maka anda cerdas secara Naturalis. Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita; flora, fauna dan fenomena-fenomena alam lainnya. Anda mungkin tertarik untuk menjadi ahli botanis (tumbuhan), konservasi, pecinta lingkungan, pakar ekologi, atau dokter hewan.Untuk itu, anda dapat memilih jurusan Biologi, TL, Kedokteran, Peternakan, Pertanian dst.







BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi anak berbakat adalah suatu proses mengenali anak-anak yang memiliki kemampuan motivasi, konsep diri, dan potensi kreativitas berada jauh di atas rata-rata sehingga harus di perlukan layanan kurikulum yang berdiferesiansi agar mereka dapat berkembang secara penuh seperti potensi yang dimiliki.
Identifikasi dini terhadap anak yang berbakat perlu di laksanakan baik oleh orang tua, guru dan orang disekitarnya. Itu merupakan langkah yang strategis karena dengan data yang bukan hanya sekedar informasi guru nantinya akan dapat melayani kebutuhan anak yang pada dasarnya memang memiliki kemampuan yang berbeda- beda. Dengan data ini guru akan dapat mencapai tujuan pembelajaran, melakukan analisis intruksional, menyusun strategi pembelajaran, memilih media yang akan dipakai, dan merancang evaluasi yang tepat dengan langkah yang mantap.
Selain itu, proses pengidentifikasian akan mempermudah konselor untuk segera melaksanakan langkah-langkah pedagogis yang sifatnya operasional. Langkah-langkah itu adalah:  
1.      Konselor dapat mengadakan koordinasi dengan ahli lain untuk meneruskan mengumpulkan data sehingga hasil identifikasi nanti akan dapat lebih konfrehensif.
2.      Mengemas pembelajaran agar sesuai dengan keberbakatan anak.
Mengidentifikasi bakat dan kreatifitas anak tidak harus menggunakan alat tes. Pendekatan non tes juga bisa dilakukan. Pendekatan non tes adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda, misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya atau dari anak itu sendiri. Dan bias juga dari angggota masyarakat yang mengenal baik anak tersebut.
Jadi disini tidak perlu memakai alat-alat tes, tetapi misalnya dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan kuesioner.
 Jadi kesimpulannya bahwa banyak sekali metode atau cara yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi anak berbakat, bahwa prosedurnya bervariasi dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Yang mana dipilih tergantung dari kebijakan setempat, maupun dari fasilitas-fasilitas yang tersedia.







DAFTAR PUSTAKA

Didi Tarsidi - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia/Yayasan Mitra Netra (Jaringan Mitra Netra @yahoo.com)

Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI Press.

http://www.al-maghribicendekia.com/2012/11/mengenali-ciri-dan-tanda-anak-berbakat.html">Mengenali Ciri dan Tanda Anak Berbakat</a>


Munandar, Utami. 1982. Anak-anak berbakat pembinaan dan pendidikannya. Jakarta : Rajawali

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.

Sholeh Y.A. Ichrom. 1996. Identifikasi dan Pendidikan dini anak berbakat. Surakarta:
DepartemenPendidikan dan kebudayaan.

Utami Munandar. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Barbakat.    Jakarta : Rineka cipta

Wardani, dkk. 2008. Materi Pokok Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas
Terbuka.