PENELITIHAN PENDIDIDKAN
KOLABORASI ANTARA GURU DENGAN
ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PERILAKU HORMAT DI SD 016521
SEI BALAI
Oleh:
Nama : Wahyu Sutrisno
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah satu permasalahan mutu
pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti
metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak
efektif, kurangnya
motivasi siswa dalam belajar dan mulai melemahnya tingkat moral siswa dewasa ini.
Realita lapangan menunjukan bahwa
siswa SD 016521 Sei Balai kurang memiliki kemauan
belajar dan lemahnya perilaku hormat yang dimiliki.
Banyak siswa merasa “ogah-ogahan”
dan kurang menghargai guru di dalam kelas, tidak
mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka.
Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi dan rendahnya
tingkat moral yang
di miliki.
Guru merupakan sosok yang sangat
diperlukan dalam lingkup pendidikan. Kenapa? Karena guru merupakan tonggak
untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pembangunan. Segala tindakan guru akan senantiasa dicontoh dan
dipuja muridnya. Dalam kenyataanya anak akan lebih patuh kepada guru daripada
orang tua. Kenyataan di lapangan dalam melakukan proses pembelajaran yang dilakukan
guru agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan tidaklah
berbuah manis, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Karna bagaimana pun
seorang guru memilki batasan- batasan. Disinilah peran orang tua di tonjolkan,
orang tua harusnya ikut untuk mendidik dan membantu guru dalam proses belajar
dan mengajarnya.
Satu persepsi tujuan yang sama guru
dan orang tua dalam pendidikan yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina
serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan
hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sebagai penunjang pencapaian
visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI No. IV/2004 tentang GBHN
(1996:66).
Hal besar itu akan
diawali dari pendidikan dari orangtua sebagai pendidik pertama dalam rumah
tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orangtua yang mempunyai ruang lingkup
dan kapasitas yang sangat terbatas maka anak itu disekolahkan. Disinilah
dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru dan orangtua murid, sehingga murid
senantiasa tetap berada dalam kontrol-kontrol. Dengan demikian murid tidak
mempunyai peluang untuk melakukan hal-hal yang mengarah pada tindakan yang
melanggar tatanan kemasyarakatan.
Dengan kerja sama
antara guru dan murid menyebabkan terjadinya pertukaran informasi antara guru
dan orangtua sekitar fenomena dan peristiwa yang melingkupi diri murid dalam
kehidupan sehari-harinya. Pertukaran informasi sekitar fenomena kehidupan murid
baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat merupakan suatu titik
nadi kehidupan yang perlu diperhatikan oleh guru dan orangtua dalam rangka
mengawasi aktivitas keseharian murid, khususnya dalam aktivitas belajar dan
perilaku moralnya.
Melalui kolaborasi
tersebut orangtua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang tingkat
keberhasilan anaknya dalam mengikuti aktivitas disekolah. Disamping itu,
orangtua juga akan mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi
anak-anaknya disekolah, juga dapat memperoleh informasi tentang kondisi
anak-anaknya dalam menerima pelajaran, tingkat kerajinan, malas, bodoh, atau
bagaimana etikanya dalam pergaulannya. Sebaliknya, guru dapat pula mendapatkan
informasi tentang kondisi kejiwaan muridnya yang dipengaruhi oleh lingkungan
keluarganya, dan keadaan murid dalam kehidupannya ditengah-tengah masyarakat
dan sebagainya.
Pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid,
masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus
senantiasa menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan
kondisi belajar yang sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait
akan mendorong murid untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar,
yakni belajar dengan tekun dan tetap berberilaku sesuai etika yang di ajarkan.
Selain interaksi
tersebut, ada juga interaksi yang mutlak harus dilaksanakan yang secara
langsung dapat mewujudkan aktivitas belajar dan kegiatan berprilaku yang baik,
yakni interaksi antara guru dan murid. Interaksi yang dimaksud mengindikasikan
terpadunya dua jenis kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Aktivitas belajar yang dilakoni murid sebagai pelajar dan aktivitas mengajar
yang dilakukan oleh guru sebagau tugas profesional guru dalam pandangan Sudjana
(1994:31) bahwa:
Kegiatan yang
diharapkan dapat mendorong murid untuk lebih aktif dan lebih bergairah dalam
belajar karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan
untuk mencapai tujuan pengajaran atau pembelajaran.
Selanjutnya,
hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang
situasi dan kondisi setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berperilaku hormat murid baik di
sekolah maupun di rumah.
Hubungan kerja sama
antara guru dan orangtua murid sangatlah penting untuk proses belajar dan moral
anak khususnya di SD 016521. Jika hal ini tidak tercapai, tentu akan
berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar dan perilaku
hormat murid, dan akan menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, maka
diperlukan langkah-langkah yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan
aktivitas belajar perilaku hormat dari murid yang dilakukan oleh orangtua, guru
dan keduanya dalam hubungan kerja sama saling membantu dalam meningkatkan
aktivitas belajar dan perilaku hormat dari murid tersebut. Walaupun kendala
yang dihadapi yang tentunya tidak sedikit, tetapi dengan tujuan yang jelas
sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan oleh orangtua dirumah atau di
keluarga, dan guru dilingkungan sekolah maka hubungan tersebut dapat
diwujudkan. Dari uraian di atas maka peneliti dapat mengambil judul KOLABORASI
ANTARA GURU DENGAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PERILAKU
HORMAT DI SD 016521 SEI BALAI.
B.
Identifikasi Masalah
Pada proses
belajar mengajar siswa- siswi di SD 016521 terlihat penurunan akativitas
belajar siswa dan penuruna moral siswa. Hal ini menyebabkan prestasi siswa-
siswi di SD 016521 menurun. Pada proses belajar mengajar, siswa- siswi tampak
tidak serius mengikuti pengajaran dan terkesan acuh tak acuh. Begitu pula
dengan moral siswa- siswi yang tampak melemah seiring dengan kemajuan jaman.
Siswa- siswi mulai berani membantah nasihat dan perkataan guru dan orang
tuanya. Hal ini terjadi karna tidak adanya kolaborasi antara guru dan orang tua
yang dapat menciptakan keadaan yang kondusif bagi proses belajar siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penelitian ini hanya membahas mengenai kolaborasi
antara guru dan orang tua guna meningkatkan aktivitas belajar dan perilaku
hormat siswa- siwsi yang ada di SD 016521. Dalam penelitian ini indikator
meningkatnya aktivitas belajar dan moral siswa di lihat dari proses pembelajaran
selama di kenai tindakan, meningkatnya hasil belajar dan membaiknya moral yang
di lihat dari hasil tes siswa- siswi.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belelakang diatas
maka dapat di rumuskan suatu masalah sebagai beriku:
1. Bagaimana pengaruh
kolaborasi antara guru dan orang tua terhadap aktivitas belajar dan perilaku
hormat siswa?
2.
Bagaimanakah bentuk hubungan kerja sama antara guru dan orangtua dalam
meningkatkan aktivitas belajar dan Perilaku
hormat murid di SD 016521?
3. Seberapa jauh kolaborasi
antara guru dan orang tua dapat mempengarui kegiatan dan prilaku hormat siswa?
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan permasalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan
aktivitas belajar siswa-siswi di SD 016521 Sei Balai.
2.
Meningkatkan perilaku
hormat siswa siswi di SD 016521 Sei Balai.
3.
Memberikan
kesadaran terhadap guru dan orang tua tentang pentingnya kerjasama mereka dalam
mendidik anak disekolah dasar.
F.
Manfaat
Penelitian
Penelitih
mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.
Siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan perilaku
hormatnya.
2.
Guru dapat mengerti tentang pentingnya
kolaborasi(kerjasama) dengan orang tua guna meningkatkan aktivitas belajar dan
perilaku hormat murid.
3.
Orang tua dapat mengerti akan pentingnya
kolaborasi(kerjasama) dengan guru guna meningkatkan aktivitas belajar dan
perilaku hormat anaknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kerangkah Teoritis
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan
untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi
tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat
Kolaborasi
adalah adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang
terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara
langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang
mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan
untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta
berbasis masyarakat. (CIFOR/PILI, 2005). (Dikutip dari : ecopedia.wordpress.com)
Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000),
kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan
pemikiran.
Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai
suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek
perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan
keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.
Belajar/ aktivitas belajar:
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan
sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Definisi Belajar
menurut Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan
bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists
over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth
; Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar
secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Definisi Belajar enurut
Ernest R. Hilgard, Belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya
relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat :
Learning is shown by a change in behaviour as result of experience.
Menurut Spears : Learning is to
observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow
direction
Sedangkan Perilaku
Hormat:
Thomas Lickona adalah
nilai-nilai yang menjunjung tinggi hak azasi manusia dan memperkokoh martabat
manusia.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Perilaku hormat adalah suatu tindakan menghargai kepada orang
lain. Atau perilaku takzim dan hikmat kepada orang lain.
B.
Kerangka Konseptual
Upaya yang dilakukan untuk mendorong siswa aktif dan
bermoral di dalam linkungan sekitas. Guru dan orang tua tidak berkolaborasi
dengan baik sehingga siswa- siswi mengalami kemunduran moral dan aktivitas
belajarnya.
Penerapan kolaborasi guru dan orang tua lebih mendorong
kemandirian, keaktifan dan tanggung jawab baik dari guru, orang tua dan
siswa-siswi yang bersangkutan. Kolaborasi antara guru dan orang tua di harapkan
dapatmeningkatkan aktivitas dan moral siswa. Berdasarkan paparan diatas, maka
kerangka penelitian tindakan kelas dapat di gambarkan sebagai berikut:
Keadaan
Awal
|
Hasil
Akhir
|
· Menjelaskan tentang kolaborasi antara guru dan
orang tua
· Penerapan kolaborasi antara guru dan orang tua
· Refleksi dari hasil siklus mengenai kolaborasi
antara guru dan orang tua
|
· Peningkatan aktivitas moral siswa
· Peningkatan moral siswa
|
Kurang ada kerjasama
antara guru dan orang tua, sehingga berdampak menurunnya aktivitas dan
moral siswa-siswi.
|
Tindakan
|
Evaluasi
Akhir
|
Evaluasi
Efek
|
Evaluasi
Awal
|
Gambar 1: Alur Kerrangka Berpikir
C.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Penerapan kolaborasi antara guru dan orang tua dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan moral siswa –siswi SD 016521
2.
Penerapan kolaborasi antara guru dan orang tua dapat
meningkatkan prestasi siswa-siswi SD 016521.
BAB III
PELAKSANAAN
A.
Lokasi dan Waktu
Penelitihan
Penelitihan ini dilakukan di SD 016521 Sei Balai pada
semester ganjil bulan febuari sampai maret 2012. Dengan menyesuaikan jam
pelajaran di SD 016521 Sei Balai.
B.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa- siswi SD 016521 Sei
Balai kelas 1-6 yang di wakili oleh 5 orang siswa dari setiap kelasnya. Dan
objek penelitian ini adalah kolaborasi yang di lakukan guru dan orang tua
siswa.
C.
Teknik Dan Alat
Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam PTK ini ada dua, yaitu
Observasi dan Angket :
1.
Observasi
Dalam penelitian ini terdapat tiga lembar observasi yang
terdiri dari lembar observasi keaktivan belajar siswa, lembar observasi perilaku hormat siswa dan lembar observasi
mengenai kolaborasi guru dan orang tua.
2.
Angket
Angket di bagikan kepada siswa yang fungsinya melihat sejauh mana
kolaborasi yang tercipta dan apa dampak yang terjadi bagi proses belajar
mengajar siswa- siswi.
D.
Intrumen Penelitian
1.
Peneliti
Peneliti merupakan intrumenkerna peneliti sekaligus perencana,
pelaksana,pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya sebagai
pelapor penelitihannya (Lexy J Moleong 2007: 168)
2.
Lembar Observasi
Dalam penelitihan ini digunakan tiga lembar obsevasi yaitu, lembar
observasi mengenai aktifitas belajar siswa, lembar observasi mengenai perilaku
hormat siswa, dan lembar observasi mengenai sejauh mana kolaborasi antara guru
dan orang tua. Semua itu di gunakan untuk mencarai permasalah dan cara
memecakan masalah yang ada.
Tabel 1: Kisi- kisi Aktivitas belajar siswa
nNo
|
Aspek
|
Butir
|
11.
|
Aktivitas belajar siswa di kelas
a.
Bertanya
b.
Mengmukakan pendapat
c.
Penguasaan bahan
|
1.
2.
8. 9.
4. 7
|
2.
|
Aktivitas belajar siswa di rumah
a.
Mengerjakan tugas
b.
Mengulang pelajaran
|
3.5
6. 10
|
Tabel 2: Kisi- kisi perilaku hormat siswa
nNo
|
Aspek
|
Butir
|
11.
|
a.
Menghormati orang tua
|
1.2.3.4.5
|
2.
|
b.
Menghormati guru
|
6.7.8.9.10
|
3.
|
c.
Menghormati teman
|
11.12.13.14.15.
|
Tabel 3: Kisi- kisi kolaborasi guru dan orang tua
No
|
Aspek
|
Butir
|
1.
|
Informasi/tindakan guru kepada orang tua
|
1.2.3.4.5
|
2.
|
Informasi/tindakan orang tua kepada gu
|
6..7.8.9.10
|
.
2.
Angket keaktivan dan perilaku hormat siswa setelah guru
dan orang tua berkolaborasi.
Tabel 4: kisi- kisi angket
No
|
Aspek yang Diamati
|
Butir
|
1.
|
Keaktivan Belajar
a.
Bertanya
b.
Mengmukakan pendapat
c.
Penguasaan bahan
|
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10
|
2.
|
Perilaku hormat
1.
Hormat kepada guru
2.
Hormat kepada
orang tua
3.
Hormat kepada teman
|
11.12.13.14.15.16.17.18.19.20
|
E.
Analisis Data
Analisis data yang di gunakan adalahreduksi data yaitu
kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta tranformasi data kasardari
hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk
tes naratif yang di susun, di atur dan di ringkas sehingga mudah di pahami. Hal
ini dilakukan secara bertahap dan di lakukan penyimpulan dengan cara diskusi
dengan mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi. Triangulasi
diartikan suatu ternik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada (Sugiono, 2005:83)
1.
Analisis Data observasi aktivitas belajar
Data hasil observasi
dianalisis untuk mengetahui sejauhmana keaktivan belajar siswa.
Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan.
Persentase diproleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk
menentukan seberapa besar keaktivan siswa. Hasil data observasi ini dianalisis
dengan pedoman kreteria sebagai berikut:
Tabel 5: Kreteria keaktivan belajar siswa dan perilaku
hormat
Persentase
|
Kreteria
|
75%- 100%
50%- 79,99%
25%- 49,99%
0%-25,99%
|
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
|
Peneliti menggunakan kreteria tersebut karana dalam
lembar observasi terdapat empat kreteria penilaian. Sehingga terdapan empat
kreteria keaktivan. Cara menghitung persentase keaktivan siswa (sugiono
2001,83) Berdasarkan lembar observasi yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Begitu pula denga lembar
observasi lainnya.
2.
Analaisis Angket keaktivan dan perilaku hormat siswa
setelah guru dan orang tua berkolaborasi
Angket keaktivan dan
perilaku hormat siswa terdiri dari 20 butir pertanyaan dengan rincian 10 butir
positif (+) dan 10 butir negatif (-). Penskoran angket untuk butir (+) adalah 4
untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-kadang dan
1 untuk jawaban tidak perna. Untuk butir negatif skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban
sering, 3 untuk jawaban kadang-kadang dan 4 untuk jawaban tidak perna. Data
hasil angket dibuat klasifikasi dengan kreteria sebagai berikut:
Tabel 6: Kreteria
keaktivan belajar dan perilaku hormat setelah guru dan orang tua berkolaborasi
Persentase
|
Kreteria
|
75% -100%
50%- 74,99%
25%- 49,99%
0%- 24,99%
|
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
rendah
|
Peneliti menggunakan
kreteria tersebut karna dalam angket terdapa empat pilihan penilaian. Cara
menghitung angket keaktivan belajar dan perilaku hormat setelah guru dan orang
tua menurut sugiono (2001:81) adalah sebagai berikut:
F.
Desain Penelitihan
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
yang di lakukan secara kolaboratif. Dalam penelian kolaboratif yang melakukan
tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang di mintai melakukan pengamatan
terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah penelitih (Suharsimi Arikunto ,
2002:17). Menurut Kemmis dan Taggaart ada beberapa tahapan dalam penelitian ini
(Rochiati Wiriaatmadja, 2005:66) yaitu:
1.
Perencanaan (Plan)
2.
Tindakan (Act)
3.
Pengamatan (observe)
4.
Repleksi (Reflect)
Dalam penelitihan ini di lakukan 2 (dua) siklus. Siklus
di hentikan apabila kondisi siswa pada keadaan yang di inginkan. Dalam hal ini
berperilaku hormat dan aktifitas belajar naik.
Alur Penelitiannya adalah:
Gambar 2: Model spiral dari Kemmis dan Teggrat
G.
Prosedur Penelitian
1.
Tahapan Penelitihan Siklus I
a.
Perencanaan
Pada tahan ini peneliti mempersiapkan apa-apa saja yang
diperlukan dalam semua kegian. Seperti, peneliti menginteruksikan kepada guru
dan orang tua untuk saling berkolaborasi dengan baik sesuai dengan panduan
penelitih, lembar observasi dan lain-lain.
b.
Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan pada
tiga minggu pertama pemantapan
kolaborasi guru dan orang tua. Setelah guru dan orang tua diberikan pemantapan
materi mengenai kolaborasi yang baik. Peneliti, orang tua dan guru siap untuk
melakukan tindakan. Guru dan orang tua
saling membantu dan memberi informasi seputar masalah dan kegiatan siswa saat
disekolah dan anak saat di rumah. Sedangkan peneliti meng-observasi semua
kejadian-kejadian yang ada di siklus tersebut.
c.
Observasi
Dilakukan selama proses tindakan di jalankan. Dengan
mencatatan kejadian- kejadian yang timpul akibat adanya kolaboras iterhadap
guru dan orang tua.
d.
Refleksi
Pada tahap ini peneliti, guru dan orang tua melakukan
evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang di gunakan pada bahan
pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya. Jika hasil yang
diinginkan belum tercapai maka di lakukan berbaikan yang di laksanakan pada
siklus berikutnya.
2.
Tahap Siklus II dan Siklus III
Rencana siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan
pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Sedangkan kegiatan pada siklus III
dimaksudka sebagai refleksi dan berbaikan pelaksanaan pada siklus
II.Tahapan siklus II dan III mengikuti tahapan- tahapan yang ada pada siklus I.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan
Tindakan Dan Hasil Penelitihan Pada Siklus I
Kegiatan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan oleh peneliti dalam 2 siklus. Hal ini bertujuan agar aktivitas belajar dan perilaku hormat siswa membaik
bahkan meningkat. Dari hasil tindakan yang dilakukan diperoleh
data secara kuantitatif dan kualitatif.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan
persiapan-persiapan untuk melaksanakan tindakan siklus I. Persiapan-persiapan
yang dilakukan diantaranya:
1.
Memberi pemahaman kepada guru dan orang tua seputar
kolaborasi yang baik dan benar.
2.
Menyusun pedoman
observasi aktivitas guru, orang tua dan siswa.
b. Pelaksanaan
Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 6
febuari 2012, dimulai pukul dan berarkhir pada 20 febuari 2012. Sebelum
pelaksanan tindakan penelitih memberikan pedoman dan teknik kepada guru dan
orang tua seputar kolaborasi yang baik dan yang ingin dijalankan.
Pada tahap pendahuluan, orang tua mulai memberikan
informasi kepada guru mengenai kegiatan dan perilaku anak mereka di lingkungan
rumah. Begitu guru yang juga memberikan informasi seputar kegiatan dan perilaku
siswanya di lingkungan sekolah. Guru dan orang tua mulai sama-sama mengawasi
anak/ siswa dan memberikan pemahaman serta informasi yang diperlukan anak/
siswa untuk menunjang aktivitas belajar dan moralnya. Sedangkan peneliti melakukan observasi.
1. Hasil Tes
Siswa diberikan berupa angket untuk mengukur skor
aktivitas belajar dan moral mereka yang diwakili 5 orang untuk mesing-masing
kelasnya dengan waktu yang di berikan 10 menit. Pada saat pengisian siswa
terlihat antusias. Berikut adalah hasilnya:
Gamabar 3: Hasil Skor siklus 1
Ket:
75% -100% - Sangat tinggi
50%- 74,99% - tinggi
25%- 49,99% - sedang
0%- 24,99% -
rendah
2. Hasil Observasi
Pada siklus ini skor rata-rata yang di peroleh siswa
untuk kinerja guru dan orang tua yang telah mengoprasikan sistem kolaborasi
adalah 65 atau di katagorikan cukup baik. Sementara untuk aktivitas belajar
siswa 50 atau di katagorikan kurang baik dan moral anak di kirasan angka 60,
ini juga dikatagorikan cukup baik. Observasi dilakukan selama dua minggu dan
bersamaan dengan berlangsungnya siklus 1. Berikut adalah hasil observasi
dilihat dari diagram.
Gambar 4: Hasil Observasi
c. Temuan Tindakan Siklus I
Rendahnya peningkatan pada
siklus ini terjadi karna kurang maksimalnya kinerja guru dan orang tua untuk
mengoprasikan sistem kolaborasi yang direncanakan. Di samping itu para siswa
yang kurang menerimah keadaan yang timbul akibat tindakan yang diberikan.
d. Refleksi
Berdasarkan pada pengamatan tindakan siklus I, bahwa
pelaksanaan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan perilaku hormat siswa belum optimal. Dimana orang tua dan guru
kurang mengerti untuk menjalankan suatu kolaborasi yang baik.
Dari serangkaian kegiatan yang terdapat
kekurangannya pada pelaksanaan tindakan siklus I seperti yang diuraikan di
atas, peneliti melakukan diskusi dengan guru dan orang tua untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang akan terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus II serta
membahas tentang persiapan-persiapan dengan mantap untuk pelaksanaan tindakan
tersebut. Hal-hal yang dimaksudkan itu berupa kegiatan yang semestinya
dilakukan oleh guru dan orang tua yaitu:
1.
Guru dan orang tua
sama-sama mengawasi keadaan anak(
kesehatan, kehadiran, sikap dan sifat anak)
2.
Orang tua membantu
mengerjakan tugas anak saat dirumah.
3.
Orang tua memeriksa
catatan anak saat dirumah.
4.
Orang tua mendampingi
anak belajar.
5.
Orang tua memberi informasi
keadaan anaknya kepada guru.
6.
Orang tua menasehati
anak seputar kegiatan yang baik.
7.
Guru memeriksa
pekerjaan siswa .
8.
Guru member informasi
tentang aktivitas dan perilaku siswa kepada orang tua.
9.
Guru member informasi
keadaan anak di sekolah kepada orang tua.
10.
Guru memberi nasihat
atas perilaku siswa.
11.
Guru memberi informasi
seputar prestasi belajar siswa
B.
Pelaksanaan
Tindakan Dan Hasil Penelitihan Pada Siklus II
C.
Deskripsi Hasil
Penelitian Tindakan Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini pada
dasarnya sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi kegiatan siklus I,
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I akan diperbaiki
dan disempurnakan pelaksanaannya pada siklus II ini.
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan
persiapan-persiapan untuk melaksanakan tindakan siklus II. Persiapan-persiapan
yang dilakukan diantaranya:
1.
Memberi pemehaman
seputar kolaborasi yang baik kepada guru dan orang tua.
2.
Menyusun pedoman
observasi.
b.
Pelaksanaan
Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 5 Maret 2012, dan
berakhir pada tanggal 20 maret 2012. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti
memberikan pedoman kepada guru dan orang tua untuk menjakalankan kolaborasi
dengan baik sesuai intruktur peneliti. Serta pedoman observasi penilaian
aktivitas dan perilaku hormat siswa.
Pada tahap pendahuluan, orang tua mulai memberikan
informasi kepada guru mengenai kegiatan dan perilaku anak mereka di lingkungan
rumah. Begitu guru yang juga memberikan informasi seputar kegiatan dan perilaku
siswanya di lingkungan sekolah. Guru dan orang tua mulai sama-sama mengawasi
anak/ siswa dan memberikan pemahaman serta informasi yang diperlukan anak/
siswa untuk menunjang aktivitas belajar dan moralnya. Sedangkan peneliti melakukan observasi.
1.
Hasil Tes
Siswa diberikan berupa angket untuk mengukur skor
aktivitas belajar dan moral mereka yang diwakili 5 orang untuk mesing-masing kelasnya
dengan waktu yang di berikan 10 menit. Pada saat pengisian siswa terlihat
antusias. Berikut adalah hasil:
Gamabar 5: Hasil Skor
silklus II
Ket:
75% -100% - Sangat tinggi
50%- 74,99% - tinggi
25%- 49,99% - sedang
0%- 24,99% -
rendah
2.
Hasil Observasi
Pada siklus II ini skor rata-rata yang di peroleh
secara keseluruhan baik, dengan skor 90 untuk kolaborasi yang terjadi antara
guru dan orang tua, 85 untuk aktivitas belajar siswa dan 90 untuk perilaku
hormat siswa. Berikut adalah hasil observasi dilihat dari diagram.
gambar 5: hasil observasi
c.
Temuan Tindakan Siklus
II
Siswa sudah mengalami peningkatan aktivitas belajar
yang menonjol pada siklus II ini. Begitu pula dengan perilaku hormat siswa yang
mengalami peningkatan yang derastis. Ini berkat penguasaan skema mengenai
kolaborasi yang terjadi pada guru dan orang tua.
d.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan
pada siklus II, bahwa pelaksanaan tindakan memang harus dilakukan dengan
sunggu-sunggu dan sepenuh hati baik dari guru, orang tua maupun peneliti untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
D.
Pembahasan
1.
Aktivitas belajar dan perilaku hormat
Peningkatan aktivitas
belajar dan perilaku hormat pada siklus I kurang baik. Hal ini di karenakan
kurang pahamnya guru dan orang tua untuk menjalankan kolaborasi yang baik dan
benar.
Peningkatan yang terjadi
di siklus II lebih tinggi dibanding pada siklus I. Hal ini di sebabkan kesiapan
dan kematangan pengetahuan guru dan orang tua seputar kolaborasi yang baik dan
benar. Peningkatan aktivita belajar dan perilaku hormat dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 6: perbedaan dari setiap siklus
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah kegiatan dilaksanakan yang melibatkan guru,
orang tua dan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan perilaku
hormat di SD 016521, penelitih melakukannya dalam dua (dua) siklus. Dalam
penelitian ini, peneliti mempersiapkan materi serta metode yang sesuai.
Secara garis besar kegiatang penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Menyusun rencana kegiatan
yang sistematis.
2.
Menjelaskan sekema
tentang kolaborasi yang baik kepada guru dan orang tua.
3.
Melakukan observasi
4.
Melakukan perhitungan
observasi
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, skor
rata-rata untuk aktivitas belajar adalah 50 dan perilaku hormat 43. Sedangkan
di siklus II, untuk aktivitas belajar menempati skor 90 dan perilaku hormat 87.
Pada siklus II dianggap telah terpenuhinya tujuan dan indikator-indikator yang
telah ditetapkan pada awal penelitian. Maka dari itu siklus selanjutnya tidak dilakukan.
B.
SARAN
Dengan selesainya laporan ini penulis menyadari
bahwa laporan ini masih
kurang sempurna dari harapan pembaca, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca yang bersifat membangun dan melengkapi laporan ini.Tak lupa
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan partisipasi dan
dukungan dari semua pihak, teman sejawat dan dosen pembimbing yang memberi
masukan dan bimbingan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan penyusunan
laporan ini.
Daftar Pustaka
Ayu. Sry.
Relationship Between Interpersonal Communication In The Family And
Understanding Moral Of Youth. Jurnal International. 2007
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dimyati
dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi. Rosmala. 2010. Penelitian
Pendidikan. Medan: Pasca Sarjana
Unim W.S.Winkel, psikologi pengajaran, Gramedia, Jakarta, cet
II.1989
Detjen, E.W.and Detjen M.F,Elementery
school guidance.New York: mc.graw hill book company,1952
Irawan. Afrianto. COLLABORATIVE LEARNING. Jurnal
International.2008
Manurung. Tiurma. Terhempasnya Wibawa Guru: Satu Kajian
Kontrastif Karya Sastra Masa Kini Dan Masa Lalu. Jurnal Nasional seputar Moral.
2005
Sergiovani S.
Thomas. Leadership for school. New york. 2001
Robin Pam.
New Prinsipal’s.Virginia.2004
Wayan Nurkancana. pemahaman individu.surabaya.nasional Indonesia: 1993 Alisyahbana,Takdir.Budaya.jakarta.1969
Witherington, H.C.1978.educational psychology, terjemahan: M.Buchori.
Jakarta: aksara baru.