Jumat, 18 Januari 2013

contoh PTK (Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Kolaborasi Antara Guru dan Orang Tua Dalam Memperbaiki Perilaku Hormat Siswa SD Negeri 016521 Sei Balai)


Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Kolaborasi Antara Guru dan Orang Tua Dalam Memperbaiki Perilaku Hormat Siswa SD Negeri 016521 Sei Balai
Oleh :
Nama      : Wahyu Sutrisno






KATA PENGANTAR

Puji  syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa karena telah memberikan hidayahNya sehingga makala ini dapat terselesaikan. Selawat beriring salam kita ucapakan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW semoga syafa’anya dapat kita dapatkan di akhir zaman nanti. Amin
            Makalah ini merupakan salah satu tugas yang dapat digunakan sebagai tambahan ilmu bagi teman-teman dalam belajar. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memenuhi kebutuhan kita sebagai mahasiswa. Dan kita dapat lebih mengembangkan dan menambah sumber lain agar adapat mencapai keberhasilan yang memuaskan.
            Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu dengan tangan terbuka dan hati yang ikhlas demi peningkatan kualitas pembelajaran, saya menerima kritik dan saran dari para pembaca makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan kita.

Medan,           Mei 2012

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif, kurangnya motivasi  siswa dalam belajar dan mulai melemahnya tingkat moral siswa dewasa ini.
Realita lapangan menunjukan bahwa siswa SD 016521 Sei Balaikurang memiliki kemauan belajar yang rendah dan lemahnya perilaku hormat yang dimiliki. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” dan kurang menghargai guru di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai  motivasi dan rendahnya tingkat moral yang di miliki.
Guru merupakan sosok yang sangat diperlukan dalam lingkup pendidikan. Karena guru merupakan tonggak untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pembangunan. Segala tindakan guru akan senantiasa dicontoh dan dipuja muridnya. Dalam kenyataanya anak akan lebih patuh kepada guru daripada orang tua. Kenyataan di lapangan dalam melakukan proses pembelajaran yang dilakukan guru agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan tidaklah berbuah manis, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Karna bagaimana pun seorang guru memilki batasan- batasan. Disinilah peran orang tua di tonjolkan, orang tua harusnya ikut untuk mendidik dan membantu guru dalam proses belajar dan mengajarnya.
Satu persepsi tujuan yang sama guru dan orang tua dalam pendidikan yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sebagai penunjang pencapaian visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI No.IV/2004 tentang GBHN (1996:66).
Hal besar itu akan diawali dari pendidikan dari orangtua sebagai pendidik pertama dalam rumah tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orangtua yang mempunyai ruang lingkup dan kapasitas yang sangat terbatas maka anak itu disekolahkan. Disinilah dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru dan orangtua murid, sehingga murid senantiasa tetap berada dalam kontrol-kontrol. Dengan demikian murid tidak mempunyai peluang untuk melakukan hal-hal yang mengarah pada tindakan yang melanggar tatanan kemasyarakatan.
Dengan kerja sama antara guru dan murid menyebabkan terjadinya pertukaran informasi antara guru dan orangtua sekitar fenomena dan peristiwa yang melingkupi diri murid dalam kehidupan sehari-harinya. Pertukaran informasi sekitar fenomena kehidupan murid baik dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat merupakan suatu titik nadi kehidupan yang perlu diperhatikan oleh guru dan orangtua dalam rangka mengawasi aktivitas keseharian murid, khususnya dalam aktivitas belajar dan perilaku moralnya.
Melalui kolaborasi tersebut orangtua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang tingkat keberhasilan anaknya dalam mengikuti aktivitas disekolah. Disamping itu, orangtua juga akan mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi anak-anaknya disekolah, juga dapat memperoleh informasi tentang kondisi anak-anaknya dalam menerima pelajaran, tingkat kerajinan, malas, bodoh, atau bagaimana etikanya dalam pergaulannya. Sebaliknya, guru dapat pula mendapatkan informasi tentang kondisi kejiwaan muridnya yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dan keadaan murid dalam kehidupannya ditengah-tengah masyarakat dan sebagainya.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan tetap berberilaku sesuai etika yang di ajarkan.
Selain interaksi tersebut, ada juga interaksi yang mutlak harus dilaksanakan yang secara langsung dapat mewujudkan aktivitas belajar dan kegiatan berprilaku yang baik, yakni interaksi antara guru dan murid. Interaksi yang dimaksud mengindikasikan terpadunya dua jenis kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Aktivitas belajar yang dilakoni murid sebagai pelajar dan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru sebagau tugas profesional guru dalam pandangan Sudjana (1994:31) bahwa:
Kegiatan yang diharapkan dapat mendorong murid untuk lebih aktif dan lebih bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran atau pembelajaran.
Selanjutnya, hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berperilaku hormat murid baik di sekolah maupun di rumah.
Hubungan kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah penting untuk proses belajar dan moral anak khususnya di SD 016521. Untuk mencapai hubungan kerja sama tersebut, maka peneliti merasa perlu meneliti hal tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah mengapa tingkat pendidikan orang tua, berpengaruh terhadap kerjasama antara guru dan orang tua dapat memperbaiki rasa hormat siswa. Oleh karena itu, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Kolaborasi Antara Guru dan Orang Tua Dalam Memperbaiki Perilaku Hormat Siswa SD Negeri 016521 Sei Balai”.

2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
ü   Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua dalam memperbaiki perilaku hormat siswa SD Negeri 016521 Sei Balai?
ü    Seberapa besar pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara antara guru dan orang tua dalam memperbaiki perilaku hormat siswa SD Negeri 016521 Sei Balai?


3.  Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan maslah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendiskripsikan :
ü   Ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua dalam memperbaiki perilaku hormat siswa SD Negeri 016521 Sei Balai?
ü    Ada atau tidaknya pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara antara guru dan orang tua dalam memperbaiki perilaku hormat siswa SD Negeri 016521 Sei Balai?

4.  Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai berikut :
ü   Agar penelitian ini dapat memperkaya keilmuan, khususnya dalam hal aplikasi pelayanan Bimbingan dan Konseling.
ü   Agar guru kelas atau guru bidang study / guru BK bisa menggunakannya sebagai alternatif yang lain untuk mengembangkan karakter siswa.




BAB II
LANDASAN TEORI
1.  Kajian Teori

A.  Pengertian Pendidikan

Dalam upaya agar manusia dapat menjalani fungsi kemanusiaannya, maka  diperlukan  suatu  sarana  agar  fungsi  tersebut  terlaksana,  dan  pendidikan  adalah  salah  satunya. Pendidikan  merupakan  masalah  yang  sangat  penting  dalam  kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan ini sama sekali  tidak  bisa  dipisahkan  dari  kehidupan,  baik  dalam  kehidupan  keluarga, maupun  dalam  kehidupan  bangsa dan  negara.  Maju  mundurnya  suatu  bangsa  sebagian  besar  ditentukan  oleh  mundurnya  pendidikan  di  negara  tersebut,  sebab  pembangunan  ekonomi,  sosial  budaya,  politik  dan  pertahanan  keamanan  pada  suatu  bangsa  atau  negara,  mutlak  memerlukan  keikutsertaan  upaya  pendidikan  untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap fase dan proses pembangunan.
Pengertian  pendidikan  adalah  salah  satu  proses  di  mana  suatu  bangsa  mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi  tujuan  kehidupan  secara  efektif  dan  efesien.  Pendidikan  lebih  dari  sekedar  pengajaran, karena dalam kenyataan pendidikan adalah suatu proses di mana suatu  bangsa  atau  negara  membina  dan  mengembangkan  kesadaran  diri  di  antara  individu-individu. Dengan  kesadaran  tersebut,  suatu  bangsa  atau  negara  dapat mewariskan  kekayaan  budaya  atau  pemikiran  kepada  generasi  berikutnya,  sehingga menjadi  inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan.

Para  ahli  pendidikan  telah  banyak  yang  mengartikan  pengertian  pendidikan.  Pengertian-pengertian  yang  diberikan  beragam  sekali,  sehingga  terjadi perbedaan-perbedaan  tergantung  tokoh  itu memandangnya. Walaupun ada  perbedaan  pandangan  tentang  pengertian  pendidikan,  secara  umum  terdapat  kesamaan di dalam merumuskan pengertian pendidikan tersebut.  Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan  ialah usaha  untuk manusia  secara  sadar bertujuan mengembangkan  jasmani dan  rohani  anak  didik sampai tujuan yang dicita-citakan oleh pendidikan, hal ini mengandung arti  bahwa  pendidikan  merupakan  suatu  proses  yang  kontinyu.  Ia  merupakan  pengulangan yang berlahan  tetapi pasti dan  terus-menerus sehingga sampai pada  bentuk  yang  diinginkan.

B.      Makna Hakiki Perilaku Hormat
Menurut La Bruyere, seorang filsuf Perancis, “Politeness does not always produce kindness of heart, justice, complacency, or gratitude, but it gives to man at least the appearance of it, and makes him seem externally what he really should be” (Sopan-Santun tidak selalu menghasilkan kebaikan hati, keadilan, kepuasan, atau rasa syukur, tetapi ini dapat memberikan seseorang paling tidak terlihat sopan, dan membuatnya tampak dari luar apa yang seharusnya menjadi benar-benar terhormat). 
Maka seorang filsuf dari Perancis, Andre Comte-Sponville mengatakan bahwa perilaku sopan-santun adalah merupakan perilaku tiruan dari tindak kebajikan. Menurut Comte-Sponville juga: “Politeness is that pretense, or semblance, of virtue from which the virtues arise” (Sopan-santun adalah tiruannya, atau penampakan luar, dari kebajikan yang darinya timbul kebajikan-kebajikan sebenarnya). sopan santun adalah awal dari pembentukan karakter. Di dalam kehidupan perlu ada rasa dan perilaku hormat dalam pergaulan maupun hormat terhadap tugas kewajiban. Kalau ingin hak-hak asasi kita dihormati dan dijunjung, kita harus menghormati dan menjunjung hak-hak asasi orang lain. Jadi dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa rasa hormat adalah sifat saling menghormati antara satu individu dengan individu lainnya sehingga terciptanya ketertiban dan kenyamanan dalam kehidupan sehari - hari. Thomas Lickona adalah nilai-nilai yang menjunjung tinggi hak azasi manusia dan memperkokoh martabat manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Perilaku hormat adalah suatu tindakan menghargai kepada orang lain. Atau perilaku takzim dan hikmat kepada orang lain.

C.   PENGERTIAN KOLABORASI
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat
Kolaborasi adalah adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat. (CIFOR/PILI, 2005). (Dikutip dari :ecopedia.wordpress.com)
Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.

D. PENGERTIAN BELAJAR/ AKTIVITAS BELAJAR
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32)definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. 
Definisi Belajar menurut Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth ; Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 
Definisi Belajar enurut Ernest R. Hilgard, Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Pengertian Belajar Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a change in behaviour as result of experience.
Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow direction






BAB III
METODOLODI PENELITIAN
A.       Lokasi dan Waktu Penelitihan
1. lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 016521 Sei Balai, Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan diantaranya lokasinya mudah dijangkau sehingga efisien waktu dan biaya serta keberadaan sampel untuk memudahkan penelitian memperoleh data.
2. Waktu Penelitian
            Tahap persiapan hingga pelaporan hasi pengembangan akan dilakukan selama 14 minggu yakni mula bulan Februari sampai dengan April 2012. Tahap perencanaan dilaksanakan pada bulan Februari tahap pelaksanaan dimulai bulan Maret.
B.        Metode Penelitian
Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Korelasional. Metode ini digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua dalam memperbaiki perilaku hormat siswa.





C. Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi siswa SD Negeri 016521 Sei Balai tahun ajaran 2010-2011 terdiri dari 6 kelas, dengan jumlah siswa 250 orang. Namun peneliti tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan untuk kepentingan ketelitian ketepatan waktu selesainya penelitian.
Tabel 1
Populasi Penelitian Siswa SD


Tingkat pendidikan orang tua


No
Kelas
SD
SMP
SMA
S1
Jumlah
1
1
12
6
12
10
40
2
2
2
15
10
13
40
3
3
10
10
10
20
50
4
 4
14
4
2
16
36
5
5
11
20
10
4
45
6
6
9
10
10
10
39
Jumlah
58
65
54
73
250












2.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun sampel yang akan diteliti sejumlah 115 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling (acak). Random ini dilakukan dengan cara pengundian.
Tabel 2       
Sampel  Penelitian Siswa SD



Tingkat pendidikan orang tua


No
Kelas
SD
SMP
SMA
S1
Jumlah
1
1
8
3
8
6
25
2
2
1
10
6
8
25
3
3
6
6
6
13
31
4
 4
8
2
1
10
21
5
5
6
13
6
2
27
6
6
9
6
6
6
23
Jumlah
33
38
32
44
152













3.      Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang penulis gunakan, yaitu :
a.       Variabel Bebas
Sebagai variabel bebasnya adalah pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua yang dilambangkan dengan huruf  X.

b.      Variabel Terikat
Sebagai variabel terikatnya adalah perilaku hormat siswa SD yang dilambangkan dengan huruf Y.

4.      Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes, dan non tes. Tes dilakukan dengan memberikan soal-soal isian yang berjumlah 10. Sedangkan untuk instrumen non tes dengan memberikan angket/kuesioner tentang data pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua. Angket/Kuesioner yang diberikan berbentuk pilihan ganda, sebuah daftar pertanyaan di mana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kebiasaan masing-masing dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih.
5.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari dua sumber yakni data nilai angket pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua  dari hasil pengisian angket, dan Perilaku Hormat siswa dari hasil tes.
Penulis terlebih dahulu membagikan angket/kuesioner tentang tingkat pendidikan orang tua yang berjumlah 10 pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, . Instrumen angket perilaku hormat digunakan nilai/skor antara 2 sampai dengan 6. Skor 2 untuk jawaban A, skor 4 untuk jawaban B, skor 6 untuk jawaban C. Jadi masing-masing pilihan jawaban itu dimaksudkan untuk melambangkan perbedaan kadar atau kualitas pendidikan orang tua yang berpengaruh dengan perilaku hormat sisw dimiliki siswa secara tafsiran kuantitatif.
6.      Teknik Analisis Data
Prosedur yang dilaksanakan dalam menganalisis data sebagai berikut :
a.    Pemeriksaan dan pemberian nilai pada setiap angket dan hasil tes.
b.    Untuk angket/kuesioner tentang data pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua diberi nilai antara 2 sampai dengan 6.
c.    Menghitung hasil nilai angket/kuesioner tentang data pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua yang dijadikan sampel dengan simbol X, Y, dan XY
d.   Menjumlahkan  hasil perkalian antara tentang data pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara guru dan orang tua dengan rasa hormat siswa SMA.
e.    Menghubungkan kedua nilai tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment, untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan pada kedua variabel tersebut.



 
Adapun rumus korelasi product moment yang digunakan penulis adalah sebagai berikut  :


Keterangan :
rxy        = Korelasi antara variabel X dan Y
X         = tentang data pengaruh pendidikan orang tua terhadap kolaborasi antara  guru dan orang tua
Y         = Hasil kebiasaan rasa hormat
XY      = Hasil kali dua variabel antara X dan Y
N         = Jumlah sampel penelitian







DAFTAR PUSTAKA
http://xa.yimg.com/kq/groups/24705802/560753918/name/Facebook+in+Privacy+Breach+-+WSJ+10-18-2010.pdf
http://www.kendaripos.co.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=5871

Mackey, W.F. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional. 1986.
Manurung. Tiurma. Terhempasnya Wibawa Guru: Satu Kajian Kontrastif Karya Sastra Masa Kini Dan Masa Lalu. Jurnal Nasional seputar Moral. 2005
Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs www.rayakultura.com. 12/05/2005
Pangabean, Maruli. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. 1981.
Sergiovani S. Thomas. Leadership for school. New york. 2001
Witherington, H.C.1978.educational psychology, terjemahan: M.Buchori. Jakarta: aksara baru.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar